Jumat, 05 September 2008

Hidup bagiku selalu dinamis. Seperti itulah yang kini aku alami, merasakan banyak perubahan dalam diriku. Dan semalam aku berterima kasih pada teman kostku, sebut saja Charles. Seorang yang sudah punya cerita hidup lebih panjang dariku, secara ia lebih tua empat tahun dariku. Menarik memang perbincangan kami hingga tak terasa waktu sudah sampai pada titik 01.30 WIB. Ibarat sebuah buku, temanku satu ini mungkin sudah mengumpulkan cerita hidup sebanyak sebuah novel tebal (maaf jika terlalu berlebihan) sedang aku mungkin baru buku ‘kumpulan cerpen’ tipis. Ah, aku sadar aku juga harus menjadi lebih baik...

berikut petikan diskusi dengan UTARA19
UTARA: jika orang normal bisa jadi homo dan lesbian, berarti seorang homo dan lesbian bisa jadi normal dong..benar tidak ya ?
SAYA:bisa aja, hidup ini misteri, (SEBAGIAN BESAR DIHAPUS UTARI LAGI!)
UTARA:Pertanyaan aku tidak kau jawab kemarin..

Nama Agama apa ?

SAYA:hei kawan, saya Katolik, saya hetero, keluargaku tak da yang homo tetapi sebagai manusia yang diberi akal budi saya dituntut untuk mendalami hidup, mencari tahu hidup lewat apa saja terlebi lewat ilmu pengetahuan-filsafat-teologi secara SEIMBANG, guna membentuk sikap krtis saya, menilai secara seimbang, objektif. kini saya sampai pada kesimpulan bahwa homoseks tidak lebih dari orietasi yang sama sengan hetero pada umumnya. homo bukan pilihan hisup saya, tetapi saya menghargai orang yang memilih menjadi homo atau karena memang sudah 'terjebak'. soal nantinya saya akan berubah pikiran itu misteri. yang pasti saya mau memberdayakan kemanusiaan saya dengan menghargai dan menghormati orang lain, hak orang lain, pilihan hidup orang lain. Jika itupun dosa, apa kuasa manusia dibanding Tuhan? So jangan deh terjebak dalam penafsiran, pemikiran sempit. cobalah melihat sekali-kali dari sudut pandang orang lain,objek. buka dari sudut pandang kita. tanggalkan kacamata kita, tanggalkan ideologi kita jika ingin secara adil menilai orang lain, saya senang dengan diskusi ini. toh saya juga bisa belajar banyak dari anda. dan yang pasti saya selalu diajar oleh orang tua untuk menghromati dan menghargai sesama manusia, pun homo saya yakin di negara demokrasi seperti ini kita bebas berpendapat, pasti ada pro kontra hanya saja kita tak boleh sebatas sampai pada pro atau kontra itu tetapi berlanjut..mengapa saya kontra dan dia pro? mengapa begini mengapa begitu. kata dosen filsafat, inilah ciri manusia (jika saja saya menyebut anda manusia), berpikir yang mendalam. saya tak perlu malu, marah dan jengkel ketika mempelajari 'homoseks', saya mendapat hikmah, saya diberi ilmu, saya mejadi tahu cara memperlakukan orang lain sebagai manusia. sama sekali tidak membuat saya tidak manusia. untuk dicatat, sampai sekarang saya belum membaca sabda Yesus Tuhan saya yang menyatakan secar eksplisit bahwa homo itu dosa, dilarang. toh Kitab suci juga ditafsir oleh manusia,bisa saja penafsiran A dan B akan berbeda. artinya ajaran agama tak selamanya perlu ditelan bulat-bulat. perlu kajian, perlu telaah, perlu tafsir yang cermat. makanya saya merasa perlu 'belajar' konsep lain, selain agama dan kitab suci saya, dengan demiakian saya bisa berlaku adil atas diri saya dan cara saya memperlakukan sesama saya. Manusia. terima kasih
sELEBIHNYA SILAHKAN BUKA DI MULTIPLY...


Malam berganti pagi, begitu singkatnya diskusi kami, ingin sekali meneruskan namun sadar tubuh sedah begitu kencangnya berteriak. Kita butuh istirahat. Ada banyak hal yang belum tertuang disini. Tapi sekali lagi tubuhku sudah berteriak kecapaian. Lain waktu akan kusambung. Senang sekali bisa bercerita dengan Charles yang kritis dan cerdas, ilmu gratis bisa aku petik. Terima kasih teman. Terima kasih Tuhan untuk baikMu padaku….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...