Jumat, 23 Mei 2008

Maaf, Tuhan, Aku masih Malam

I Tuhan, ini malam yang melingkar
koyak di ubun-ubunku. maaf. karena langit
di hatiku mendung lagi, berbeda dengan di
otakku. serat-seratnya giat, hingga wajahku
memerah legit. Aku tahu, merah adalh racun
yang membawaku pulang sampai kbasah,
mengerang,
melemah.
dua tiga seratnya masih menemaniku jauh,
sampai ke ujung dariMu.
Aku mau menuju cintaMu,
tinjaulah batinku..

II Maaf Tuhan, maaf atas tingkahku
kemarin : memancing berahi sampai aku mampus
dan berbau gaharu.
Tuhan, hari ini aku terima surat maafMu,
di lembar malam yang seronok, kotak biru
bola-bola nomor dua dari Timur
Mencoba mengorek nurani dengan kidal.
hanya sisa sesal
dalam basah karena haru kini
tak lagi biru,
kekal.

III Dua minggu lewat : Aku adalah penjaga malam,
tertua dan menyilaukan mata. Bulan dan
bintang dan sesal silih berganti menggenang hatiku.
Biruku ( yang tak lagi biru kekal ) adalah kala
aku dan kekasih
menunggu perahu datang merapat
siap menangkap gulungan rambutmu
supaya dibawa berlayar. Entah untuk apa
Tak perlu lama, ku siap condongkan wajah
ke bingkaimu, merampas baumu
Aku selalu lapar karena itu, kekasihku.
Aku mencintaimu seperti bulan
mengusir ombak sampai kering
Nyiur tak selalu basah karenanya.
Maafkan aku.

IV Tuhan malam terlalu larutbuatku ratapi
kebodohanku kemarin. Penyesalah adalah rel
yang panjang dan otu tak cukup
membuat mataku terbuka lebar.
Aku bahkan malu dengan celanaku,
' hei, apa maumu kawan? Aku malu dengan
dosamu
!'
Diamu masih menjajal malam yang selalu
meramu angin hingga lambungku penuh dan
sakit. Tak ada maaf hari ini untukku
dari Tuhan

V Tuhan, pagiMu belum pecah. Ada surat lagi?
Aku belum lelah terombang-ambing
dalam imajinasi lelaki tua penjaja es keliling :
'' Aku tercekik rasa haus, disaat dagangnku
kian meleleh, tanpa tersentuh. tak ada
keadilan dari matahari. ''
Aku mau menulis surat protes untuk Tuhan,
sore ini, dengan gulungan rambut kekasihku
Harus
Meski aku masih malam

Yogyakarta, 20 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...