Jumat, 04 September 2015

Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi: Pancaran Realisme Magis Versi Timor

Copyright: Rahung Nasution
Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi.
Ada beberapa buku yg membuat saya jatuh cinta dan ternganga ketika membacanya, misalnya The God of Small Things, novel debut penulis Kerala Arundhati Roy, Saksi Mata-nya Seno Gumira Ajidarma dan yg terakhir adalah kejutan dalam novel terbaru Eka Kurniawan, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Hau Kamelin dan Tuan Kamlasi. Kayu Cendana dan Tuan Kamlasi. Sebuah buku mungil berisi kumpulan cerita pendek. Boleh saja buku ini mengklaim dirinya sebagai fiksi, namun bagi saya yang membaca halaman pertama dalam penerbangan dari Kupang ke Jakarta hingga halaman-halaman berikutnya menghantui kepala saya. Buku ini berisi cuplikan biografi keluarga, mitos, pancaran iman Katolik, petualangan para misionaris, doa-doa leluhur, hantu yang bermukin di batu dan pohon, oedipus complex, bahkan buku ini berisi santapan lezat suku Mollo di pegunungan pulau Timor, hingga penggambaran yg memukau tentang Flores.
Buku kecil ini adalah pancaran realisme magis versi Timor. Ditulis oleh anak muda yg sangat berbakat. Saya bangga mengenalnya dan 5 hari bersama-sama menikmati senja yang tak pernah sama di Kupang.
Saya menulis catatan kecil ini bukan karena saya mengenalnya, tapi karena bukunya membuat saya ternganga.
Bravo @dickysenda_ !! (Rahung Nasution, chef, punya acara kuliner Foodieography di Youtube dan Foodie Channel di First Media. Simak resep-resepnya tentang kuliner Nusantara di kokigadungan.tumblr.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...