Kepada seorang kakak, saya bilang pulang ke Flores itu pulang ke rumah yg di dalamnya ada lemari tua; lemari dari masa kanak. Di dalamnya ada dongeng Bapatua, perjalanan dengan fery yg menyenangkan, mampir makan di Boru (saya suka manisan buah kom di sini), dibelikan baju di toko Kuda Mas (kalau tak salah) di Maumere. Sorenya ketika tiba di Paga, saya hanya dibolehkan main sebentar saja ke pantai. Bapak besar saya selalu mewanti-wanti jika ada suanggi di sekitar pantai. Saya menggerutu, ingin secepatnya ke Seroara kampung Bapatua. Di sana ada 4 orang adik perempuan dari Bapatua yang siap menjamu saya dengan berbagai makanan enak dan serentetan senandung lirih betapa mereka mencintai saudara lelakinya yang sudah merantau ke Timor sejak tahun 63. Tak lupa, sepiring kue dan kopi panas diletakkan di atas pusara Mamo Ndona, kakek saya. Flores memang rumah saya.
DI hotel ASA dengan backgrund Ile (gunung) Mandiri |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...