Rabu, 04 Maret 2015

Catatan Dari Noehaen: Masih Soal Memberi Dari Kekurangan


Beberapa waktu lalu saya berkesempatan pergi ke Noehaen, sebuah dusun kecil di Kecamatan Amarasi Timur, kabupaten Kupang. Saya ke sana bersama teman-teman Solidaritas Giovanni Paolo II untuk mengantar beberapa bantuan antara lain buku-buku bacaan dan pompa air untuk kelompok tani yang ada di sana. Sudah lama sekali kelompok solidaritas kami membantu masyarakat di sana. Tak banyak tapi kami berusaha membantu sebisa kami. Saya ke sana sekalian mengantar buku-buku bacaan yang telah dikumpulkan di sekolah tempat saya bekerja. Ceritanya saya dengan sekelompok murid kelas 7 yang saya ajak dalam kelompok Jurnalis Pelajar Speqsanter bikin kegiatan Solidaritas St, Theresia. Saya latih mereka juga untuk peduli dengan orang lain. Mereka punya banyak buku bacaan di rumah tak ada salahnya membagikannya untuk teman-teman mereka di Amarasi ini. Tahun kemarin kami sudah membantu membangun sebuah rumah baca St. Stefanus dan PAUD sekaligus. Rumah baca dan PAUD dikelola oleh romo stasi Noehaen dibantu relawan dari OMK setempat, Kak Susan, dkk. Tercatat ada 150an anak dan remaja yang beraktifitas di rumah baca ini setiap Rabu, Jumat dan Sabtu sore. 

Kami tiba sore harinya dan saya langsung menuju ke rumah baca dan bertemu beberapa anak yang ayik membaca. Saya membacakan beberapa puisi untuk mereka, bercerita sebentar lantas bubar karena mereka harus kerja bakti membersihkan kapela sore itu juga. Setiap Sabtu, anak-anak Sekami mendapat tugas membersihkan kapela. Malamnya kami nonton film bersama. Kakak saya membawa mesin proyektornya. Seru. Esok paginya kami misa bersama dan duduk berdiskusi dengan umat sekalian di bawah pohon asam samping kapela. Umat Noehaen sedang bersemangat dengan kelompok nelayan dan kelompok taninya. Kami menyumbang sebuah pompa air untuk mereka. Siangnya anak-anak sekami berkumpul di Taman Baca St. Stefanus. Kami bernyanyi dan menari bersama hingga waktunya makan siang. Di dapur para mama sibuk memasak. Saat ke Noehaen kami mengajak serta tante saya, suster Adelin CIJ (masih kerabat bapak saya di Paga) untuk memberi pelatihan memasak bagi ibu-ibu Noehaen. Kami akhirnya menikmati makan siang komplit berbahan pangan lokal. Oya, ikan dan udang dari Noehaen itu segar dan yaolooooh nikmaat.
Senang bisa hadir dan berbagi sukacita bersama umat di Noehaen. Selalu ada rindu yang memanggil saya untuk pergi ke sana. 

Kawan, di Solidaritas Giovanni Paolo, saya diajarkan untuk ikut berbagi dari kekurangan. Kami hanya bisa menyumbang 10ribu per bulan. Tapi siapa sangka, ada banyak orang baik yang selalu ikut membantu. Banyak hal bisa dilakukan dari sebuah aksi solidaritas. Terima kasih untuk kalian semua yang sudah turut memberi harapan bagi teman-teman di sana. 
Oya saya rencananya ingin membuat kelas inspirasi di sini. Selama 3 hingga 5 hari, para relawan datang untuk mengajar secara sukarela, menginap di rumah penduduk. Mengajarlah apa yang bisa kau ajarkan atau kau bagi dari profesimu, begitu kira-kira. Jika tertarik, WA saya 081338037075 hehehe. 


semangat ngumpulin buku

komik kami untuk kawan-kawan di noehaen

duo paling semangat dari kelas 7G

Hai, kaka...terima kasih buku-bukunyaaa

drop box solidaritas St. Theresia di perpus sekolah

Kelas 7G kompak membantu saya packing 6 dus buku untuk Noehaen

sehabis nyanyi dan menari di taman baca

masakan dr bahan lokal hasil kreasi suster adelin dan para mama noehaen

bersama kak imma tora dan anak-anak noehaen

tanta suster adelin senang kelas memasaknya sukses

bersama kak priska, kak evi, lia rekan hebat saya dr Giovanni Paolo

Kami hanya orang-orang muda yg ngefans sama Johanes Paulus II!

1 komentar:

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...