Saya merasa beruntung dikelilingi energi positif, energi untuk berkreasi dari orang-orang di sekitar saya, kawan-kawan sekomunitas. Sabtu malam, 24 Januari 2015, saya berada di sebuah taman rekreasi baru di daerah Sikumana, Taman Dedari. Sudah ada beberapa teman pegiat sastra hadir di sana. Sang tuan rumah yang seorang dokter ahli kandungan menyambut saya dengan sangat ramah. Karyawan-karyawannya nampak sibuk mempersiapkan tempat. Hujan baru saja usai menyisakan langit sore yang indah: biru tua dengan gumpalan awan tipis jingga. Acara berlangsung dan saya diminta membaca puisi. Saya memilih secara acak dari buku puisi Ekaristi karya kawan baik saya, Mario F Lawi. Judul puisi itu Retina. Ingatan saya pergi ke masa ketika puisi itu pertama kali dibacakan oleh Mario sesaat setelah puisi itu menang dalam sebuah lomba puisi tingkat nasional yang diadakan sebuah komunitas sastra di Lombok.
Saddam HP |
Saya ingat betul kala itu saya masih baru di komunitas sastra Dusun Flobamora, sebuah komunitas sastra yang kini cukup berpengaruh dalam arusutama sastra di NTT. Dusun tempat saya belajar menulis karya sastra secara lebih serius, komunitas tempat saya bisa berdiskusi dengan teman-teman muda luar biasa. Mereka yang saya sebut tadi, terbiasa membagi energi positif kepada orang terdekatnya. Bukankah begitu hakikatnya berkomunitas? Semua datang sebagai pembelajar, sekaligus membagi apa yang dipunyai, meski barangkali hanyalah sepotong semangat, secuil apresiasi. Bahkan dorongan yang tak kelihatan sekali pun.
Beberapa waktu lalu ketika saya diundang ke Asean Literary Festival 2014 di Jakarta, saya berkenalan dengan sastrawan besar yang saya baca karyanya saat kuliah di Jogja dulu, mbak Oka Rusmini. Dari mbak Oka, saya dikasih tahu bahwa ada temannya seorang dokter di Kupang yang adalah juga pegiat sastra. Akhirnya berkenalanlah saya dengan pak dokter Sahadewa yang empunya Taman Dedari dan sebuah rumah sakit ibu dan anak terkenal di Kupang, RSIA Dedari. Kami pertama kali bersua di Taman Dedari atas undangannya. Sekedar survey lokasi kata beliau. Hadir saat itu Mari Lawi, Ishack Sonlay dan frater Saddam HP, dua orang teman pegiat sastra di Dusun Flobamora. Saddam adalah seorang frater dan Ishack baru saja memutuskan menanggalkan jubahnya beberapa waktu lalu. Dua teman yang sangat produktif di Dusun Flobamora. Tentu saja Mario juga.
Rupanya pak Dokter Sahadewa ingin ada acara baca dan musikalisasi puisi di tempatnya sekaligus merayakan keberhasilan Mario F Lawi yang baru saja didaulat majalah Tempo sebagai Tokoh Seni 2014. Buku Ekaristi Mario tentu saja menjadi buah bibir dimana-mana. Kami sepakat menyelenggarakannya di tanggal 24 Januari itu.
Acara berlangsung meriah. Sekitar 33 orang hadir diantaranya Ishack sebagai MC, Mario Lawi, romo Amanche Franck Oe Ninu, Saddam HP, dokter Sahadewa dan istri (dokter Shinta), Christo Ngasi, Januario Gonzaga, Anaci Tnunay, Novy Nggili, Rucita, dkk pengajar dari Sekolah Lentera. Hadir juga Ega Damian dkk dari Komunitas Sastra SMAK Giovanni, beberapa teman Linda Tagie dari STIBA CNK, bang Abu Nabil Wibisana, Om Sipri Seko dari Pos Kupang, kak Lisa Yakudanga dan Rosaria Dolu. Nama terakhir ini tentu saja tamu spesial Mario. Meski tak ada konfirmasi langsung secara serius dari Mario, tapi malam itu entah mengapa Mario dan Rosa menjadi kerap salah tingkah. Momen ini tentu saja dimanfaatkan Ishack untuk mengerjai Rosa. Hingga acara selesai, pertanyaan siapakah Rosaria dalam puisi dengan judul yang sama di Ekaristi, toh tak dijawab Mario. Hihihi, saya menulis ini lagi. Maaf Mario.
Sesungguhnya acara #Babasa dengan tema : Merayakan Ekaristi dalam Puisi berlangsung dengan seru. Secara bergantian semua yang hadir membaca puisi, sambil bercerita tengang pengalaman bersastra, atau sekedar memberi komentar atas karya dan perjalanan bersastra Mario F Lawi.
Diakhir acara, pak Dokter Sahadewa dan ibu Dokter Shinta, sama-sama menyampaikan apresiasinya bagi komunitas sastra di Kupang. Kreativitas perlu dikembangkan terus, dan Taman Dedari hadir dengan misi yang sama, semoga bisa menjadi tempat orang-orang muda Kupang berkumpul dan berkreasi.
Sampai ketemu di acara baca puisi selanjutnya. Bagi siapapun masyarakat Kupang yang suka puisi dan berdiskusi sastra, bisa gabung. Follow akun twitter komunitas sastra Dusun Flobamora Kupang @dusunflobamora, @dickysenda atau @mario_lawi. Atau bisa kontak saya di Whatsapp 081338037075.
Oya, satu lagi. Mulai tanggal 29 Januari 2015, Taman Dedari mulai dibuka untuk umum. Tempat rekreasi baru yang pastinya keren. Ada kolam renang dengan paket menu spesial khas Bali. Silahkan ke Sikumana, perempatan jalur 40 belok kanan 50 meter.
Mereka yang mendedikasikan malam minggunya untuk puisi, untuk sastra di NTT |
Mari F Lawi dan Saddam HP |
Mario F Lawi dan Romo Amanche Franck, Ketua Dusun Flobamora |
Tempatnya keren. silahkan mampir.... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...