Sabtu, 01 Juni 2013

Pergilah Kemana Hati Membawamu

Siang ini istimewa bagi saya.
Pertama, setelah konseling kelompok di kelas rupanya Romo Amanche sudah menjemput saya ke sekolah untuk sama-sama menuju ke Penginapan Keuskupan di jalan Frans Seda. Rencananya kita akan bikin pertemuan kecil untuk mempersiapkan administrasi yang diminta pihak Makassar International Writers Festival 2013 25-29 Juni nanti. Romo juga sudah meminta salah satu muridnya yang fotografer untuk memotret kami bertiga sebagai bahan untuk press release keberangkatan kami ke MIWF 2013.
Sambil menunggu kedatangan Mario F Lawi dan Frater Ishack Sonlay (seorang penyair muda NTT yang juga bergiat di Dusun Flobamora) ke Penginapan Keuskupan, saya pamit sebentar karena

Tuteh Pharmantara (copyright Tuteh Pharmantara)
harus bertemu kak Tuteh Pharmantara yang sedang transit di Bandara El Tari dari Ende menuju Jakarta.
Dengan motor Hondra Astrea milik Romo Amanche saya menuju El Tari.
Di sana sudah ada kak Tuteh, seperti biasa nampak santai kalo sedang melakukan sebuah perjalanan. Asli backpacker sejati dah!
Hampir sejam kami berdua mengobrol berbagai topik seputar blog, kondisi Kota Ende, termasuk persiapan pembuatan film dokumenter Linimassa 3. Kak Tuteh diundang ke Jakarta untuk ikut training sinematografi dan editing dan pada akhirnya akan dipercayakan untuk menggarap beberapa bagian dari film Linimassa 3 terutama yang terkait topik: #1MugBerasForRokatenda. FYI, beberapa waktu lalu, program Blogger NTT untuk pengungsi letusan gunung api Rokatenda lolos dalam seleksi pembuatan film dokumenter tersebut, bersama 4 nominator lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Perwakilan Komunitas Sastra Dusun Flobamora di MIWF2013
Saya bangga sama usaha kak Tuteh dan semua teman-teman Blogger NTT yang selama ini begitu tulus bergiat melakukan usaha penggalangan beras door to door. Kisah ini yang coba akan diangkat dalam Linimassa 3. Bagaimana usaha dari orang-orang biasa menolong sesamanya yang tertimpa musibah dengan memanfaatkan kekuatan internet (baca: media sosial).
Pengennya mengobrol lama, tapi Romo Amanche sudah menelpon segera kembali ke Penginapan. Yo wes, see you next time kaka....
Dari Bandara saya kembali ke Penginapan, dan rupanya sudah menunggu di sana, Mario F Lawi, Ishack Sonlay dan seorang murid SMAK Giovanni yang sengaja diminta untuk memotret kami.
Tanpa berlama-lama kami pun beraksi di depan kamera. Tak lupa berfoto bersama buku kumpulan puisi terbaru, Kuyup Basahmu dari Ishack.
Buku yang bagi saya keren dan penting sebab buku tersebut mewakili semangat bersastra yang kini sedang tumbuh dengan suburnya di NTT. Kuyup Basahmu adalah warna baru dalam kesusasteraan Flobamora. Ia adalah santarang (sabana, lontar dan karang) bagi NTT yang sedang dilanda kekisruhan juga polemik seputar siapa yang menang atau kalah, layak atau kurang layak dalam pilkada periode ini. Kekisruhan yang selalu bikin saya muak. Ah sudahlah...
Ketika membuka halaman pertamanya, saya semakin terpukau dan yakin pada pemikiran saya di atas, sebab pengatar buku puisi itu ditulis oleh Afrizal Malna, seorang penyair Nasional. Kepada saya, teman baiknya, Ishack menulis, "Pergilah Kemana Puisi Membawamu, untuk Dicky Senda..."

dari kiri ke kanan: Mario F Lawi, Ishack Sonlay, Amanche Frank Oe Ninu dan Saya
Terima kasih frater... Ketika kami bubar dan saya kembali ke rumah, membuka laptop dan menulis ini, saya sejenak berpikir. Luar biasa teman-teman saya ini. Orang-orang muda Flobamora yang diam-diam telah melakukan hal-hal besar bagi tanahnya Flobamora melalui jalan kebudayaan. Berbanding terbalik dengan apa yang sedang diteriakkan para pendemo di depan kantor KPU, menuntut agar calon mereka dimenangkan. Saling menghujat seolah mereka malaikat dan satunya lusifer, meski nyatanya mereka sama-sama serigala yang suka maen paricuk.
Ah sudahlah.
Selamat untuk kelahiran Kuyup Basahmu selamat juga untuk kelahiran sutradara baru asal NTT.
Seperti pesan Ishack kepada saya, pengalaman ini juga telah menitipkan sepotong pesan buat kita semua: "pergilan kemana hati membawamu..." sebab dengan hati, semua jalan kebudayaan termasuk politik yang telah kita ambil, niscaya akan membawa kita pada keluhuran hidup sebagai manusia. Ah, atau kata-kata saya yang terlalu berlebihan? hehehe...

***

NB: Sampai sekarang saya bangga karena berkesempatan bergiat di 2 komunitas yang hebat ini: Komunitas Blogger NTT dan Komunitas Sastra Dusun Flobamora

Christian Dicky Senda, blogger, penikmat sastra, film dan kuliner. Bergiat di Komunitas Blogger NTT dan Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Saat ini bekerja sebagai konselor di SMPK St. Theresia Kupang.


1 komentar:

  1. itu juga siang yang istimewa bagi saya ketemu Dicky huehuehue... makasih sudah mampir di bandara semoga bermanfaat untuk kita semua yaaa wkwkwkwkw...

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...