Kamis, 17 Januari 2013

Masih Punya Nasib Baik



Ini mungkin kejadian yang mendadak menyeramkan di siang bolong dalam hidup saya. Ini nyata bukan mimpi, tapi cukup mengagetkan. Bahkan kejadiannya terlalu cepat tapi berefek panjang paling gak buat saya hingga detik ini. 

 Ceritanya, kemarin saya memakai motor kakak saya keliling kota Kupang. Seperti biasa motor Yamaha Mio ini terlalu ‘ceke bensin’ dalam bahasa Kupang kira-kira artinya sama dengan ‘boros bensin’. Hingga akhirnya berhentilah saya di sebuah kios penjual bensin eceran di dekat strat A. Ketika sampai di kios yang dimaksud saya parkir  begitu saja dan langsung membuka tangki. Si bapak penjual bensin (tepatnya Opa) langsung mengambil sebotol bensi dengan penyaringnya dan mendekat ke motor. Posisi saya masih dalam keadaan merapat dengan ekor motor. Kejadian ini begitu cepat dan lagi-lagi saya tak terlalu awas dengan kondisi sekitar. Si bapak agak menunduk dan mulai menuang bensin dari bitol ke penyaring kerucut (bahasa Kupangnya: taretek). Dan ketika melihat apa yang sedang dilakukan bapak itu, tiba-tiba saja jantung saya seakan mau stop berdetak saat itu juga. Bayangkan bahwa si bapak yang kayaknya seumuran dengan bapak saya, sekitar 70an tahun, menuang bensin ke motor saya dalam kondisi sedang merokok. Rokoknya masih menyala dan berada di mulutnya. Dan yang bikin saya syok ‘5 detik’ adalah bahwa ‘plung’ abu rokok yang masih dalam kondisi setengah membara itu jatuuuuh begitu saja lewat pinggir ‘taretek’ menuju ke tanah. Alamaaak. Reaksi saya seketika itu juga adalah menghindar dengan ekspresi setengah kaget setengah jengkel. (Sambil mengumpat dalam hati,”dasar tuaaaaa! Kalo mau mati jang ajak-ajak ow! Beta masih pengen hidup!”). Tapi umpatan saya tetap dalam hati. Ketika ia selesai mengisi, buru-buru saya menutup tangki. Menghidupkan motor dan tancap gas sesegera mungkin. Dan berpikir, kalaupun tiba-tiba kios bensinnya meledak, posisi saya sudah 100 meter jauh darinya. Kalaupun lho yah... karena rupanya beliau masih asyik merokok begitu saja. Setelah kejadian tersebut, saya jadi berpikir ulang untuk mengisi bensin di kios bapak itu kali berikutnya. Apakah masih perlu? Saya rasa tidak. Masih banyak kios bensin di Kupang. Tobaaaat. 

Pelajaran moralnya: sehati-hatinya kita di dalam hidup, tapi tetap saja maut bisa saja datang mengintip, lewat tingkah laku orang-orang di sekitar yang kadang gak disiplin dan acuh tak acuh. So, perlu kehati-hatian ekstra!  Ternyata saya masih diberi umur yang panjang sama Tuhan, juga bapak itu (sore tadi pas lewat, masih melihatnya segar bugar dan masih dengan rokok di mulut di jejeran botol-botol bensin! OMG). 

Belum ada 2 minggu ketika kejadian di kios bensin, saya menonton sebuah tayangan di Fox Crime, tentang kelakuan-kelakuan kecil kita yang bisa berakibat fatal bagi diri kita dan orang lain. Salah satunya tentang si pria jahat yang mempekerjakan seorang wanita dengan siksaan. Sehari-hari kerjaanya adalah mabuk-mabukan. Mengotori seluruh rumah dengan sampah, tumpahan miras beralkohol tinggi juga muntahannya, dan si wanita yang akan dipaksa membersihkannya. Suatu ketika, si pria mabuk lagi, memaki dan memanas-manasi si wanita dengan menunpahkan minuman berkadar alkohol tinggi ke lantai sambil tertawa. Seperti biasa setelahnya si wanitalah yang akan membersihkan semuanya. 

Tapi apakah pernah dibayangkan si pemabuk bahwa kelakuannya itu akan membunuh dirinya sendiri?
Si wanita dengan sabar membersihkan tumpahan miras. Dengan kain lap, ia menyeka dan menampung perasan air berkadar alkohol tinggi ke dalam ember. Ia lantas membuang isi ember itu ke kloset duduk tanpa menyiramnya. Tak pernah diduga bahwa kloset duduk yang tertutup itu akan menimbulkan reaksinya sendiri. Dan ketika si pria gila yang akan BAB alias boker dengan asyiknya merokok dan membuang puntung rokok ke dalam kloset. Detik itu juga kloset itu meledak. Pria gila itu mati! Dengan ledakan besar di pantatnya. 

***
Christian Dicky Senda. Blogger dan Konselor remaja. penikmat sastra, film dan kuliner. Menetap di Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...