Dua jam sudah aku mengenalmu. Mungkin cuma sedikit waktunya.
Tapi cukuplah untuk kutuliskan sesuatu untukmu.
Mencoba mengawinkan rasa rasamu, rasaku, rasa kita.
Tapi cukuplah untuk kutuliskan sesuatu untukmu.
Mencoba mengawinkan rasa rasamu, rasaku, rasa kita.
![]() |
kolom-biografi.blogspot.com |
‘Suatu siang ketika aroma pergolakan mulai menyeruak ke
seantero kota dan sempat menyelinap pula ke dalam rumahku
pada sebuah lemari usang milik ayahku
Bagaimana sebuah perang batin hanya mampu ditumpahkan dalam
sebuah buku merah. Itu yang kucuri dan kubaca diam-diam
di atas genteng yang berlatar senja dan menara masjid yang
hadir berkali-kali, seolah memaksa mata hatiku untuk jujur
Entah untuk siapa dan pada siapa’
Soe, persis ketika kau melewati lorong dan mengambil dua helai daun kering dan menitipkannya pada tanah, pada akar, bolehlah kemudian kubaca ulang kalimatmu itu: ‘Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.' Seperti menggema di lorong sebelah tapi dengan sigap pula selalu disumpal penguasa hitam Kuulangi lagi. Rasanya seperti di sebuah lembah asing, kau menumpahkan gelora batinmu Dan kuresapi baik-baik asap dan sepi. Hutan dan gunung. Edelweis dan gelora jiwa yang menyatu dengan asap, membumbung menyentuh sepi yang dalam dan kau terus menulis. Seolah pada saat yang sama memoriku menari di antara suaramu yang mendesir ramai seperti di hutan bambu Atau riuh hatimu yang bergelora di atas tuts-tuts mesin tik:
Keadilan dan kesejahteraan hidup adalah
hak semua orang, kesewenangan pemimpin haruslah dilawan!
Soe, hanya darimu, cakrawala berpikir yang luas tak terbatas yang mampu memerdekakan jiwa. Seperti caramu, atau caraku ketika menulis sepotong perasaan ini. Kita takkan menanam apa-apa, Kita takkan pernah kehilangan apa-apa, Kita takkan pernah bertemu. Tapi kita layak memerdekakan jiwa kita (ketika anjing hitam di rumahmu takkan lagi mencium jejak kedatanganmu. Hanya karena semua hal yang memerdekakan jiwa telah menetas ke dalam partikel-partikel di segala sudut Mahameru. Hari ini aku melihat gambarmu dan menulis ulang tentang sebuah pertautan rasa kita.
Aku hanya harus kembali merasa bahwa hingga 66 tahun merdeka sekalipun semua keresahanmu masih jadi keresahanku dan kenyataan-kenyataan itu pahit!)
Soe, bagaimana dengan cinta?
-Februari, 2011-
untuk forum Mudaers NTT dan komunitas #daunlontar
Menarik, saya juga mengagumi Soe Hoek Gie..., rasanya apa dan siapa yang membahas tentangnya menjadi berarti bagi saya...
BalasHapusTerus berkarya,
penamu emasmu...
dan hidupmu pilihanmu