Minggu, 09 Januari 2011

Puisi-Puisi Karya Prim Nakfatu

 (dimuat di harian Pos Kupang, 3 Oktober 2010)


Ketukan

Ketukan lirih di jendela

Bergaung di ruang hampa

Melintasi lorong dan kisi-kisi

Terpendal di empasan pintu

Dan meringkuk diam di kolong kursi

Datang lagi sebuah ketukan

Menjangkau telinga setengah abad

"Siapa di luar?"

Desau angin memupus jawaban

Tiba-tiba petir menggelegar

Menyusul ketukan bertubi-tubi

"Siapa di luar?"

Seekor kucing mengeong pilu

Lalu sunyi hingga pagi

Di bawah jendela

Sebuah nama tak dikenal

Mengonggok sebagai ampas sejarah
****




Hidupmu
Jangan kau sesali

Sebuah langkah berani

Menggapai hidup kaya arti

Pada harga sesuap nasi




Ini bukan tragedi

Bukan pula mimpi

Cerita ini cerita nurani

Menggurat garis pasti

Riwayat orang-orang suci

Sampai di sini

Tak usah kau pungkiri

Hakikat dirimu sendiri

Sebagai manusia sejati


Hidup ini

Mengalir tanpa henti

Menuju titik abadi

Dalamnya kau berlari

Menembus misteri

Lalu sunyi teramat lestari
****




Kita Berbaris

Kita berbaris dengan kepala tanpa isi
Menanti kepastian, juga tanpa isi

Sebegitu aneh, namun tuntas dijalani

Kerna tak ada pilihan selain ini



Tanda tanya menguap

Lenyap di tengah sejarah pengap

Kita masih berbaris dan bermimpi

Seperti pilar-pilar tanpa arti

Hidup pun menjadi ilusi


Dentang lonceng di awal hari

Berbaur dengan gema adzan

Menari-nari di langit tinggi

Lalu hilang ditelan zaman

Kita masih berbaris

Di sini. Dengan mimpi dan ilusi
****



Prim Nakfatu
Komunitas Sastra Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui

(dari www.pos-kupang.com/puisi) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...