saya rasa bapak pejabat ini suka asal ngomong. beberapa waktu lalu ungakapan kontroversialnya dikritik habis-habisan sama media internasional, pasalnya bapak ini ngomong kalau org menderita AIDS akibat 'anu'nya dipake sembarangan. nyatanya penyebaran AIDS kan bukan dr seks bebas saja kan? ungkapan seorang pejabat publik ini tentu sangat disayangkan, krn cenderung mendiskreditkan para ODHA.
saya juga masih ingat, ketika pejabat yg sama juga berkomentar (analogi yang kacau saya rasa!) di akun twitternya, kalo kasus video porno Ariel Peterpan sama dengan cerita penyaliban Yesus. Bayangkan jika analogi ini disampaikan oleh seorang pejabat publik (menteri komunikasi dan informasi lho...). Katanya, kasus Ariel harus selesai/clear supaya jangan ada kata 'mirip A atau B' tapi itu benar-benar si A atau si B. Jangan sampai gak clear dan mirip dengan peristiwa penyaliban Yesus yg berbeda persepsi antara itu benar-benar Yesus atau itu hanya mirip Yesus saja. Bayangkan, seorang menteri punya analogi murahan spt itu membandingkan kasus video porno dengan keyakinan/iman orang Kristen.
kini si bapak yg bagi saya layak untuk direshufle aja, bikin sensasi lagi dengan menyikapi bencana yang terjadi kini sebagai sebuah 'bencana adalah azab' (sambil mengaitkan dengan pemahaman keislamannya dr Al Quran. Beliau gak lebih pintar dan lebih bijak dr ketua DPR Marzuki Alie yg sama g*bl*oknya bikin statement kontroversial tp gak berisi ttg korban bencana alam. Mereka pejabat tp cuman bisa bikin kalimat buruk tp gak ada usaha apa yg bisa bikin korban bencana terbantu, paling gak mengeluarkan statement yang meneguhkan, menghibur atau mendukung mereka yg susah utk lbh optimis atau apa kek yg positif bukannya malah menyalahkan mereka. misalnya Alie yg menyalahkan masy. yg tinggal di tepi pantai dan lupa kalau kita ini bangsa laut, punya garis pantasi terpanjang, nenek moyang kita itu org pelaut. artinya menyalahkan mrk bukan solusi toh mrka sudah ratusan tahun hidup di pantai kan? seharusnya kan edukasi ke masyrk pantai misalnya jika ada gempa lngs aja naik ke bukit gak usah lihat apa laut surut atau gak krn biasanya tsunami akan datang beberapa menit kemudian artinya lagi mrka ada waktu utk lari ke bukit. krn kalau mau melarang org tinggal di tepi pantai, tp lapangan kerja apa yg sudah disediakan pemerintah saat ini? nelayan aja kesusahan nyari solar kan? emang kok pejabat kita makin hari makin kelihatan g*bl*knya! lagi-lagi rakyat ketipu saat Pemilu lalu.
kembali soal menteri komunikasi tadi. seorang menteri kalau melihat sesuatu hanya pake kacamata kuda aja (kacamata agama tok!) yah hasilnya kayak gini. menteri lho, bukan ustadz. artinya adalah pemahaman yg komprehensif dr berbagai segi keilmuan utk melihat 'BENCANA' itu. korban bencana belum butuh itu, mereka butuh makan, obat, rumah, air bersih, dll. saya rasa masih terlalu jauh kalo lngs mengaitkan bencana Mentawai dengan 'dosa' warga mentawai itu sendiri. apa sih kesalahan besar rakyat Mentawai sehingga alam rusak dan murka? haeh, pak menteri, yg logis-logis aja. saya rasa rakyat indonesia sudah terlampau hidup dengan arif dan bijak, cuman orang2 gede, kalian pejabat, pengusaha kaya-rakus aja yg selalu bikin ulah, lantas alam rusak dan murka (dan yg kena rakyat yg gak tahu apa-apa, iya kan?).
pada akhirnya saya hanya bilang, plis, stop menteri g*bl*k! pak SBY plis resuffle menteri g*bl*k. masih ada banyak org non partai yg punya kemampuan dan kapasitas mumpuni ketimbang menteri ini.
salam b*d*h....
kini si bapak yg bagi saya layak untuk direshufle aja, bikin sensasi lagi dengan menyikapi bencana yang terjadi kini sebagai sebuah 'bencana adalah azab' (sambil mengaitkan dengan pemahaman keislamannya dr Al Quran. Beliau gak lebih pintar dan lebih bijak dr ketua DPR Marzuki Alie yg sama g*bl*oknya bikin statement kontroversial tp gak berisi ttg korban bencana alam. Mereka pejabat tp cuman bisa bikin kalimat buruk tp gak ada usaha apa yg bisa bikin korban bencana terbantu, paling gak mengeluarkan statement yang meneguhkan, menghibur atau mendukung mereka yg susah utk lbh optimis atau apa kek yg positif bukannya malah menyalahkan mereka. misalnya Alie yg menyalahkan masy. yg tinggal di tepi pantai dan lupa kalau kita ini bangsa laut, punya garis pantasi terpanjang, nenek moyang kita itu org pelaut. artinya menyalahkan mrk bukan solusi toh mrka sudah ratusan tahun hidup di pantai kan? seharusnya kan edukasi ke masyrk pantai misalnya jika ada gempa lngs aja naik ke bukit gak usah lihat apa laut surut atau gak krn biasanya tsunami akan datang beberapa menit kemudian artinya lagi mrka ada waktu utk lari ke bukit. krn kalau mau melarang org tinggal di tepi pantai, tp lapangan kerja apa yg sudah disediakan pemerintah saat ini? nelayan aja kesusahan nyari solar kan? emang kok pejabat kita makin hari makin kelihatan g*bl*knya! lagi-lagi rakyat ketipu saat Pemilu lalu.
kembali soal menteri komunikasi tadi. seorang menteri kalau melihat sesuatu hanya pake kacamata kuda aja (kacamata agama tok!) yah hasilnya kayak gini. menteri lho, bukan ustadz. artinya adalah pemahaman yg komprehensif dr berbagai segi keilmuan utk melihat 'BENCANA' itu. korban bencana belum butuh itu, mereka butuh makan, obat, rumah, air bersih, dll. saya rasa masih terlalu jauh kalo lngs mengaitkan bencana Mentawai dengan 'dosa' warga mentawai itu sendiri. apa sih kesalahan besar rakyat Mentawai sehingga alam rusak dan murka? haeh, pak menteri, yg logis-logis aja. saya rasa rakyat indonesia sudah terlampau hidup dengan arif dan bijak, cuman orang2 gede, kalian pejabat, pengusaha kaya-rakus aja yg selalu bikin ulah, lantas alam rusak dan murka (dan yg kena rakyat yg gak tahu apa-apa, iya kan?).
pada akhirnya saya hanya bilang, plis, stop menteri g*bl*k! pak SBY plis resuffle menteri g*bl*k. masih ada banyak org non partai yg punya kemampuan dan kapasitas mumpuni ketimbang menteri ini.
salam b*d*h....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...