Sabtu, 11 September 2010

Mengutuk Terry Jones, Tapi Urus Juga Dong Masalah Kebebasan Beragama di Indonesia

untuk CERAH HATI dan gerakan MUDAers NTT MENULIS!

Pendeta Terry Jones dr Florida bikin pernyataan kontroversial, ingin membakar AlQuran pada tgl 11 September 2010 tepat di hari ketika tragedi WTC terjadi 9 tahun lalu. Meski ungkapan Jones tidak mewakili ungkapan hati warga Kristen Florida atau Amerika atau dunia, konon hanya mewakili 50-an umat gerejanya. Meski akhirnya, tgl 10 September, beliau mengurungkan niatnya dengan alasan pejabat masjid New York juga sudah mengurungkan niat untuk membangun Masjik di area Ground Zero / bekas gedung WTC. Hmm. Semacam deal-deal-an kali yah.

***
Kembali ke tanah air. Sebulan terakhir kayaknya isu ini juga menjadi perhatian masyarakat kita. Banyak yg menolak rencana tsb. Hingga akhirnya SBY pun turun tangan dengan melakukan konfrensi pers setelah sholat ied (10/11). Didampingi menteri, tokoh agama, dll, presiden menolak rencana ini, dan meminta pemerintah AS juga PBB untuk ikut bertindak demi keamanan dan perdamaian dunia serta kebebasan beragama. (Insert, Pendeta Terry Jones)

 ini sih bukan saja soal kebebasan beragama, perdamaian dan keamanan dunia, tapi juga soal perdamaian dan kebebasan beragama di negeri sendiri, Indonesia. Kita sebagai warga dunia punya hak dan kewajiban untuk menjaga itu. Tapi gimana dengan perdamaian dan kebebasan beragama di Indonesia? Jika Pemerintah begitu konsen dan ikut bersuara untuk dunia tentang kasus om Jones, tp bagaimana dengan urusan dalam negeri sendiri? Kita juga punya beraneka problem serius tapi gak serius ditangani Pemerintah. Berapa bulan lalu ada umat HKBP yg dihalang-halangi untuk beribadah. Ada Ahmadiyah yg rencananya akan dibubarkan kementrian agama RI (dan langsung dicap prof. Frans Magnis Suseno sebagai tindakan bodoh!). Ingat kasus Monas, ketika aksi damai oleh masyarakat yg menjunjung tinggi nilai perdamaian dan pluralisme diciderai dengan aksi pemukulan oleh oknum-oknum FPI. Ada cerita, tempat ibadah sebuah aliran kepercayaan tertentu di NTB dibakar. Hal serupa di Jawa Barat. Di Bekasi. Ada cerita, betapa susahnya orang Kristen membangun gereja di Bekasi dan Tangerang. Bagaimana pula dengan kasus pemboman rumah ibadah secara beruntun beberapa tahun lalu? Apa sih peran nyata pemerintah untuk melindungi sebagian kecil warga negaranya yg ‘berbeda’ dengan norma kebanyakan? Adakah upaya pemerintah dengan intelijen yg dimilikinya untuk mencegah rencana-rencana semacam itu terjadi?

***
Lagi-lagi, yg saya bilang, jangan sampai kita hanya jago mengomentari Amerika sebagimana kita memaki orang Malaysia tp kita lupa diri untuk mengatur rumah tangga kita. Lupa kalo sebagian besar masalah juga datang dari diri kita sendiri. Betapa sulitnya melihat dan mengakui ada seekor gajah gede di pelupuk mata kita.

***
Artinya ketika seorang Presiden begitu peduli dengan kasus Jones ini, seharusnya pula tindakan cepat, tegas dan nyata terjadi pada kasus-kasus HAM terkait dengan agama di negeri ini sebagaimana yg sudah dijaminkan dalam undang-undang dasar negara kita.

Jogja, 10 September 2010.

NB: esok sorenya (11/11), saat nonton dokumenter sejarah di Metro TV 'Inside Islam',disebutkan bahwa dalam AL Quran nama Yesus sendiri disebutkan sebanyak 25 kali, belum lagi peristiwa sejarah yang ada di Injil mulai dr kitab Kejadian ada juga tertera di AL Quran. Lebih dr itu, ada beberapa penggalan peristiwa mujizat antara Yesus dan Maria yg tidak ada di Injil tp ada di AL Quran. Nah, Lho! Gak tahu yah kalo Pendeta Jones tau hal ini apa tidak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...