Sabtu, 05 September 2009

Telat Bulan Hubungi Nomor Ini

Jogja dipagi hari medio September 2009.

Dingin sekali. Jam di HP menujukan pukul 06.15 WIB. Waktunya tergesa-gesa menuju tempat berkarya. Waktunya mengejar bus kota agar tak telat sampai ke tujuan.

Seperti biasa jalanan diseputaran SD Tarakanita Bumijo macet hingga ke perempatan Pingit. Dan saya membiarkan diri saya berselisih dengan mobil atau sepeda yang memenuhi jalanan. Cepat untuk tanggung jawab. Cepat untuk dedikasi. Siapa cepat, dialah yang dapat. Berlebihan...ha ha ha ee

Di trotoar sisi kiri jalan Tentara Pelajar langkah ini makin terasa cepat sambil sesekali menoleh ke belakang tahu-tahu ada saja bus jalur 12 yang lewat.

Secepatnya saya berjalan selalu dan hampir pasti kebiasaan saya sebagai 'observer' amatiran akan selalu saya fungsikan dengan baik sekali. Melihat, mengamati,dan menelaah lebih dalam, berpikir dan akan bertanya lagi, dari hal-hal penting juga yang tidak penting sekalipun tapi saya suka itu. Puji Tuhan saya dibekali rasa dan potensi imajinasi yang menurut saya itu adalah kekuatan saya (Thanks God!). Melihat, merasa, mencerna sekaligus berimajinasi, perpaduan yang klop untuk seorang Christianto Senda! Seorang dengan cahaya Capricorn yang berbinar, kata teman saya? mungkin saja.

Apapun itu merasa diri tidak sendiri itu penting. Menyadari akan keberadaan orang lain, benda lain atau apapun diluar diri kita, adalah sebiha hakitat. Jiaaahhhh! beraaaat nih topiknya wekekekkekeke...tapi maksud saya, luangkan waktu itu menyadari keberadaan makhluk atau benda lain di luar diri kita. Fungsikan alat-alat indera lalu biarkan hati dan otak yang bicara. Suatu PEMBELAJARAN BAGI DIRI YANG GRATIS...TIS..TISS!!!

(..dan sepertinya saya akan mulai berpanjang lebar membahas yang gak penting dan kian jauh melangkah dari judul yang saya tulis di atas he he he...saya tergolong cerewet secara lisan dan tulisan, sampai-sampai kalau ngomong akan 'lari' (melenceng, red) kemana-mana. Jiaaahhhkakakkakakak...Saya gitu loh! Dan kita harus kembali ke laptop!)

*masih dijalanan. di trotoar. hati makin tak sabar menunggu kedatangan bus kota jalur 12 yang umumnya sudah reyot.*

di lampu merah sana antrian kendaraan bermotor makin memanjang. Dari utara segerombolan ibu-ibu berjilbab bergerombol keluar dari mulut sebuah gang, saya kira mereka dari kecamatan: kuliah subuh!

Saya terus berjalan dan akhirnya menjadi ekor ibu-ibu tersebut. Sesekali saya masih menoleh ke belakang berharap bus itu muncul. Nihil.

***

Tiba-tiba langkah saya berhenti, lebih tepatnya diberhentikan (ekor yang berhenti). Dalam hati saya bertanya, ada apa gerangan yang terjadi di 'gerbong depan'? Saya melihat beberapa ibu bisik-bisik, tertawa dan bilang ke ibu-ibu lain sambil menunjuk sesuatu yang menempel di tiang listrik. Makin dekat, dapat juga jawabannya:

Lihat saja gambar berikut. Dan berpikirlah





Sontak saya langsung merogoh saku jaket saya, meraih HP lalu mengaktifkan kameranya. Jepreeet. OK.
*Dari kejauhan bus jalur 12 datang dengan kencangnya. 2 menit kemudian, diatas bus yang akan menuju Bunderan UGM, saya mulai melanjutkan kembali pemikiran atas sebuah momen tadi.

1. Tak heran sih dengan iklan-iklan semacam itu di kota-kota besar, termasuk Jogja.

2. Setahun lalu, stasiun TV One, lewat 'Telusur' sempat menayangkan investigasi yang mengejutkan tentang hal yang berkitan dengan iklan 'lampu merah' diatas. Heboh: karena hasil investigasi, banyak transaksi aborsi ilegal itu terjadi di daerah kampus dan kebanyakan di lembah salah satu kampus ternama di kota Gudeg ini.

3. Ada penjual, ada pembeli. Iklan/Transaksi ada karena ada permintaan.

4. Memikirkan dan menimbang resiko besar yang selalu mengintip si wanita yang mengaborsi kandungannya.

Itu saja!

*Saya lapar. Belum sarapan. Tak bisa berpikir panjang lagi.
Maaf jika kalimat-kalimat 'prolog' di tulisan ini terlalu kepanjangan, lebih tepatnya melebar kemana-mana hahahhaeee...maklum lagi belajar menulis yang baik dan benar.*


NB: semoga saja Anda tidak menghubungi Nomor yang tertera jelas di gambar tadi he-he-he apalagi mengalihkan profesi Anda sebagai 'dukun aborsi'!

Jogja, 4 Sept. 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...