Jumat, 29 Mei 2009

Saya, Kaka dan Refleksi Singkat di Warung Ayam Goreng

Saya sedang mengobrol bersama mas penjual ayam goreng langganan saya soal kemenangan Barcelona atas MU hingga sampai pada tokoh bernama Lionel Messi dan Kaka. Nama terakhir ini selalu mengetuk hati saya. Saya bukan penggemar fanatik Kaka, tetapi saya banyak membaca versi biografinya dan yang membuat pikiran saya terpusat serta banyak terfokus adalah soal sisi lain dari pribadinya yang bersahaja.

Saya percaya semua orang punya sisi baik juga sisi buruk, dan saya kira akan lebih bergunanya jika kita membicarakan hal-hal baik dari orang lain. Mungkin hal yang dilakukan seorang Kaka kecil, tetapi bagi saya sangat inspiratif. Soal kehidupan rohaninya, ekspresi kedekatan yang begitu wah! dengan sosok Yesus.
Lewat Kaka, sering kemudian menjadi permenungan lanjutan bagi saya pribadi tentang Tuhan yang kebetulan sama-sama kami puji, kami sembah, kami agungkan! Yesus.

Saya menonton rekam perjalanan keprofesionalan Kaka di dunia persepakbolaan dalam sebuah DVD dan emosi saya begitu bergemuruh hanya oleh gerakan dan ekpresi khasnya ‘i belong to jesus’. Bahkan itu terwujud bukan hanya di dalam lapangan semata namun juga ke gaya hidup dia sehari-hari sebagai seorang superstar olah raga dunia! Kaka secara relatif sudah menunjukkan kebersahajaan, kerendahan hati dan kesetiaan dalam hidup, yang relatif berbeda dengan sesama rekannya di dunia persepakbolaan dunia.

Setiap orang punya cara untuk mengekspresikan laku imannya, dan cara Kaka bagi saya sudah membantu meneguhkan fondasi iman sama saudara sedunia yang percaya pada Yesus sebagai Tuhan mereka. Teristimewa bagi saya tentunya. Kaka sudah membantu saya mengecek ulang sejauh mana kualitas iman saya kepada Yesus. Sejauh mana ajaran Yesus sudah saya implementasikan secara nyata dalam hidup sehari-hari. Sejauh mana saya sudah menjadikan diri saya garam dan terang bagi saya sendiri juga bagi orang lain di sekitar saya.

Kaka, sosok yang saya kagumi sejak SMA, hingga detik ini, detik yang lalu, saat saya tak sengaja mengobrol dengan mas penjual ayam goreng. Kaka, yang membuat saya sejenak merenung di warung makan, lantas menulis sepotong kalimat sebagai pengingat di HP, dan kini kalimat itu sudah saya perpanjang menjadi sebuah tulisan reflektif. Ini hanya agar saya tidak lupa dengan perasaan sesaat saya akan Kaka dan Yesus Sang Juru Selamat saya.
Selanjutnya saya bisa membagi perasaan saya ini ke kalian, kawan-kawan sejati saya. JBU

Jogja 28 Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...