Sabtu, 04 April 2009

Polemik Pegunungan Marmer di Mollo

Pegunungan Mollo terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan, terdiri dari 5 kecamatan dan 42 desa dengan jumlah keluarga tiga hingga empat ribu jiwa. Gugusan pegunungan di Mollo terdiri dari 63 gunung yang diperkirakan mengandung 3,5 tryliun meter kubik marmer. Namun disisi lain pegunungan Mollo itu sendiri adalah jantungnya pulau Timor, tempat ideal bagi tangkapan dan peresapan air, yang mampu mengalirkan air hingga ke wilayah kabupaten Belu. Mollo adalah jantungnya pulau Timor, semua orang mengakui itu. Pegunungan yang mengandung kapur/karst atau marmer memang adalah tempat ideal bagi peresapan air, masyarakat lokal menyebutnya dengan ‘fatu naususu’ (batu yang bersusu, berahmat, penting bagi kehidupan).


Di lerengnya juga tumbuh lebat berbagai pohon yang mendukung ketersediaan air bersih, maka timbulah masalah, dualism antara pemanfaatan bebatuan marmernya lantas mengorbankan hutannya atau hutan dan pegunungan marmer itu dibiarkan apa adanya sehingga manusia bisa memperoleh air dari sana. Sekali lagi kita dituntut untuk menjadi sosok yang paling arif dimuka bumi! Memanfaatkan yang ada tanpa merugikan disisi lainya. Manusia modern kembali diketuk nurani dan rasa kearifan lokalnya. Jangan lupa bahwa Mollo punya filosofi yang kuat tentang hubungan yang selaras antara manusia dengan alam, tentang ‘rumah’ dimana semua makhluk hidup bisa berkembang dengan selaras tanpa merugikan satu sama lain. Akankah rasa itu masih kuat di hati kita sebagai orang Mollo?

Jogjakarta, 5 April 2009

(foto from http://olinmonteiro.multiply.com/photos/album/35#19, thanks Olin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...