Selasa, 07 April 2009

Ia, Aku dan Sejuta Keengganan

ia adalah cahaya pagi yang terjatuh di atas pucukpucuk hijau
berdarah karena malam gelap enggan menyelimutinya
ia adalah angin pagi yang menyusuri bukit, memutar

menyapa rerumputan tanpa lelah, karena tanah enggan menyampaikan
bau rerumputan pada isi dunia.

ia adalah pelangi yang cepat pergi karena serpihan hujan bercampur keping caya matahari selalu terburuburu

ia sama sepertiku, bimbang dalam pijakan yang tak pasti
malam yang enggan padaku, tanah yang juga enggan padaku
hujan dan matahari yang juga enggan padaku


aku adalah ia yang bimbang
aku adalah sang pemimpi yang tak lelah mengais katakata lantas menyusunya menjadi
bahasa pribadi dan orangorang menertawakan atau menggelengkan kepala

karena keanehanku ini. aku tetaplah sang pelamun yang saban hari menyelam dalam duniaku
dunia imajinasi. dunia tulisan. dunia dengan sejuta bukubuku lusuh

aku adalah ia, alam yang bernas tetapi selalu dianggap sebelah mata.
aku adalah ia yang berdiam diantara sejuta keengganan orangorang kekasihku

aku, ia dan alam sedang terlibat dalam kumparan keengganan hati mereka


ketika aku menulis ini, aku adalah si gila perangkai kata, si pemimpi pagi buta
aku nampa seperti itu?

aku hanya mampu menggila ketika aku sedang birahi, ketika aku sedang kalut
aku bahkan hanya bisa menulis ketika aku adalah bukan aku yang mereka kenal!
aku bahkan hanya tersusun atas lidilidi imajinasi darah ayah-ibuku
maafkan aku. tertawakan saja aku jika kau mau



Jogjakarta, 6 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...