Sabtu, 28 Maret 2009

Panasonic Award dan Arah Pertelevisian Indonesia!

Seperti biasanya award ini masih selalu timpang dan tidak objektif dalam pemberian nominasi. Entah kenapa selalu saja jaringan TV yang menyiarkan acara ini yang paling banyak nominasinya.

Saya Cuma miris dengan nominasi acara anak-anak favorit. Ini sudah menjadi persoalan basi. Tidak kaget jika 100 % nominator berasal dari RCTI saja. Terus terang saya penikmat juga ‘pemerhati’ acara anak-anak. Kenapa acara-acara yang lebih baik, cerdas dan bermutu seperti Bocah Petualang (trans7), Jalan Sesama (trans7), atau Surat Sahabat (transTv) tidak masuk nominasi? Hmm, tanpa kita sadari selera kita sedang didikte atau dikendalikan oleh TV, apesnya selera tolol dan bodoh yang sedang didikte atau disemprotkan ke otak kita!
Bahwa anak-anak Indonesia kehilangan ‘idola’ yang sepantaran. Selera anak-anak kita tanpa sadar telah didikte atau dikuasai acara-acara bodoh dan tolol! Anak-anak sekarang seolah menjadi boneka bagi orang-orang dewasa disekitarnya. TV membantu menjebak jiwa kedewasaan, jiwa dewasa kedalam tubuh kanak-kanak. Lihat saja, sekarang anak-anak sudah dipaksa dewasa, tapi lucunya orang-orang dewasa malah bertingkah layaknya anak-anak, ngomongin yoyo dan layang-layang, masih mendingan menari poco-poco! Kacau nian!

Saya kecewa saat opening time, saat Raffi Ahmad bergaya ala pembaca berita TVRI (cara Dunia dalam berita, karena ada tulisan besar dibelakang Raffi) yang diberi kesan oldis, tua, kaku, jadul atau serius! Lalu, Raffi berkomentar begini, ‘jam 9 malam kini Indonesia tidak lagi ‘dikuasai’ oleh Dunia Dalam Berita, tapi jam 9 malam Indonesia ‘dikuasasi’ oleh sinetron-sinetron stripping’ ujarnya sambil tertawa bahagia sambil menyebut beberapa nama seperti Teuku Wisnu, Dude Harlino atau Allysa Subandono. Sangat disayangkan bagi saya!

Bagi saya kalo diminta memilih, saya mending nonton DUNIA DALAM BERITA ketimbang menonton sinetron-sinetron stripping kancut nan bodoh itu! taik pus semua!

Ahh, maaf untuk perkataan kasar saya.

Bagi saya, sekali lagi, Panasonic Award sebenarnya hanya membantu memperkuat pengaruh dan eksistensi dari raksasa KAPITALISME, dimana rating menjadi dewa, konsumerisme/konsumtif adalah gaya hidup tergokil umat manusia. Belantara dimana sinetron stripping adalah raja yang arogan, yang siap membodohi rakyatnya. Dimana anak-anak adalah boneka orang tua. Selera pakaian dan perilaku anak-anak adalah selera dan perilaku orangtuanya. Industri yang hanya mendorong orang untuk ‘ayooo konsumsi sebanyak-banyaknya. konsumsi sampai kau mabuk!’. Industri yang menjual mimpi belaka.


Sekali lagi, percaya atau tidak, setuju atau tidak, bagi saya selera kita sedang dikuasai atau didikte oleh industri pertelevisian. Sama halnya dengan selera music tanah air. Tak ada kualitas yang penting kuantitas, untung sebanyak-banyaknya.

Siapa yang mau ‘rusak’ yah ‘rusak’ saja, tapi kalau ada pilihan yang ‘baik’ diantara yang ‘rusak’ kenapa kita mau memilih yang ‘rusak’ itu?
So mulai sekarang, please kawan, jangan mau dibodohi televisi! Menjadi ‘autis’ dan ‘bodoh’ bukan pilihan Anda kan?


Bumijo Lor No. 1215, 23.58 WIB

(NB: banyak kekecewaan di PA ini bisa terobati salah satunya atas kemenangan KICK ANDY sebagai acara talk show terfavorit. Salah satu dari sedikit acara cerdas yang masih dimiliki industri televise kita kawan! Setuju?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...