Kamis, 26 Maret 2009

jogja saat mati lampu menjelang nyepi

tiba-tiba saja hujan mengguyur kota dengan
derasnya. berteman dengan petir yang keras. lalu gelap
mati lampu. kota sedang dibuai kesunyian panjang.
aku jadi gelap. aku gelap di jogja yang basah.
aku tamaram di kamar, seratus meter di barat tugu.
aku setengah telanjang dalam dingin
di samping lilin nyala yang terus bergoyang karena bayu.
aku makin sepi. aku bahagia karena terhembus sepi.


jogja sedang mati lampu saat hujan dan petir menari di udara
saat langit sedang mengirimkan kesunyian ke hatiku. sunyi. sunyat.
tanpa suara manusia. nol. sunyi akan panjang. sebentar aku berganti
sepi lapis kedua. ini membuat selubung imajinasiku aktif.
sepi dan sunyi membuat aku berkarya.


di luar masih hujan. jogja sedang dipenuhi kilatan petir.
aku malam yang siap menyepi. esok memang hari yang sepi. hari nyepi.
tapi mungkin bukan aku. tapi mereka disana, berates-ratus kilometer
di timur kota ini. apakah langit akan mengirimkan hujan dan petrinya
juga untuk kota itu? entahlah. aku masih sunyi. dan aku sedang menulis.




(ditulias satu setengah jam menuju hari raya nyepi itu dirayakan oleh umat hindu bali. saat dimana jogja sedang hujan, petir dan mati lampu. aku masih mempunyai cukup energy di laptop untuk menikmati sepi ini dengan menulis, membiarkan sel-sel di lorong imajinerku bekerja. aku jatuh cinta dengan menulis. terlebih saat-saat sepi dan sunyi seperti ini. jogja, 26 Maret 2009, bumijo lor no. 1215)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...