Kamis, 19 Maret 2009

Dari Sabang sampai Merauke…dari Miangas sampai Rote

(refleksi rasa Nasionalisme anak Bangsa)

Kita semua mungkin saja hafal betul dengan lagu karangan R.Suharjo ini. Mungkin diciptakan untuk menumbuhkan semangat patriotisme rakyat Indonesia dan Nasionalisme, semangat NKRI sejati, semangat Pancasilais, semangat Bhineka Tunggal Ika.

Sejak SD saya begitu menyukai lagu ini juga lagu Rayuan Pulau Kelapa. Jelas tergambar akan luasnya wilayah Indoensia, kayanya Negara kita, punya banyak pulau dengan potensi bahari yang tiada tara. Apakah anda masih peduli dengan ini semua?

Tak kenal maka tak sayang, kata pepatah. Seberapa kenalkah anda dengan Indonesia? (*ingat Indonesia, bukan Jawa!*) Seberapa sayangkah? Seberapa banggakah?

Jika kita tahu dan hafal betul dengan lagu ‘dari sabang sampai merauke’, lantas mie instan indomie juga dengan jargon yang sama hadir, apa hanya ini yang kita ketahui, cintai dan banggakan dari Indonesia?

Saya hanya bertanya kenapa hanyahttp://www.blogger.com/img/blank.gif dari Sabang sampai Merauke? hanya barat dan timur saja? Padahal ka nada juga utara dan selatan wilayah Indonesia, lantas apa nama tempat di wilayah-wilayah itu? Tahukan anda dengan Kepulauan Sangihe Talaud di ujung utara dengan pulau Miangas sebagai pulau paling selatan yang letaknya hanya sepelemparan batu dengan wilayah Negara Filipina? dan merupakan wilayah propinsi Sulawesi Utara?

Tahu jugakah anda dengan wilayah di bagian ter-selatan dari Negara kita? Tahukan anda dengan gugus kepulauan dari kabupaten Rote-Ndao yang merupakan bagian dari propinsi NTT? dengan pulau Rote (atau ada yang menyebut P.Dana) sebagai pulau ter-selatan?

Seandainya saya sehebat C. Simanjuntak atau Melly Goeslaw, yang pandai menciptkan lagu mungkin saya juga akan menciptakan lagu yang isinya menggambarkan tidak hanya dari Sabang sampai Merauke saja, tapi juga dari Mianggas sampai Dani he-he…

Kenapa? Seberapa penting sebuah lagu? Mungkin saja lagu tapi rasa. Saya rasa justru dengan lagu itu maka orang-orang tahu oh Merauke itu ada di Indonesia toh? Sabang itu di ujung barat Indonesia yah? Lantas tahukah wilayah terluar di ujung utara dan selatan Indonesia? Kenapa tidak ada lagunya? Lantas apa masalahnya?

Kembali lagi soal tak kenal maka tak sayang, mungkin benar adanya sehingga saya berkali-kali membaca berita bahwa di wilayah Sanggihe Talaud yang kaya akan ikan-ikan itu malah dinikmati oleh kapal-kapal asing dari Filipina, Taiwan, Jepang dan Thailand, sama halnya dengan yang terjadi di perairan selatan NTT, malah dikuasai oleh kapal-kapal Australia.

Malah nelayan tradisional kitalah yang ketangkap hanya karena kapal kita terlalu sederhana lantas ditiup angin kencang dan terdampar di perairan mereka dan nelayan kita dituduh mencuri. Berbeda dengan mereka yang punya kapal-kapal modern, bisa bebas mencuri di perairan kita tanpa takut karena jelas kapal mereka lebih lincah bahkan lebih dari kapal-kapal patrol TNI kita!Lucu yah. Padahal kita ini Negara Bahari lho. Nenek moyang kita sudah keliling dunia dengan perahu bercadik bahkan hingga ke Afrika lho!

Anda pun mungkin tahu dan pura-pura tida mau tahu bahwa banyak sekali pulau-pulau terluar di utara dan selatan Indoensia dibeli orang asing lantas didirikan resort-resort mewah
, kita miskin dan mereka kaya raya. Siapa yang bodoh disini? Lucunya kita selalu dibodohi di tanah kita sendiri lho! Masih mending tak cinta karena tak kenal, tapi kondisi. Mungkin kondisi kita lebih dari itu. Sudah tak kenal, tak cinta BODOH lagi! he-he. Kalo masyarakat lokal itu bodoh dan ditipu pihak asing itu karena mereka selama ini diabaikan pemerintah juga oleh sesama warga Negara lainnya, pendidikan mereka minim karena tak ada sekolah didaerahnya.

Maka jelas lebih BODOH lagi sebagai sesama warga Negara kita malah tidak tahu kalau Sangihe Talaud itu wilayah Indonesia juga, atau kepulauan di Rote Ndao sana juga termasuk wilayah Indoensia! Dan lebih GOBLOK lagi para pemimpin kita yang juga membiarkan hal seperti itu terus terjadi! Malah potensi laut sama sekali tidak tersentuh.

Saya membaca sebuah tulisan Sri-Edi Swasono tentang pengalamannya memberikan kuliah di salah satu universitas ternama di Jakarta, katanya, 'Semula saya tidak yakin para mahasiswa semester ke-8 ini benar-benar "buta" ilmu bumi Indonesia. Ketika dengan jengkel saya tawarkan siapa yang tahu di mana Laut Sawu, Bima, Waingapu, Maumere, Ende, Larantuka, dan Rote akan saya luluskan tanpa saya periksa ujiannya, benar-benar malapetaka terbukti, tidak seorang pun mengacungkan tangan' (dalam http://miangas.multiply.com/reviews/item/4?&item_id=4&view:replies=reverse, tulisan ini dimuat di kompas.com tanggal 17 April 2006)

Maka kini mulailah kenal lalu cinta Negara kita secara keseluruhan. Jangan tahunya cuma Jawa tok! dengan kenal dan cinta kita bisa bela dan bangun Negara kita, pulau-pulau kita, potensi laut kita supaya tidak terus dicaplok orang lain.

Kita jangan hanya baru sadar dan marah-marah hanya ketika Malaysia sudah mengambil lagu daerah atau pulau kita. Jangan cinta itu baru datang ketika kita tak punya apa-apa di tangan lagi, itu bahaya coy! Kita bahkan masih punya PR yang banyak, bahkan untuk menamai ribuan pulau-pulau kita!

Dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Rote/Dana!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...