Senin, 27 Oktober 2008

Puji Tuhan, Aku Tak Jadi Mati!

pernahkah terlintas dipikiran sedetik saja: bahwa anda hampir mati, anda takut mati, atau sebenta lagi akan mati atau bagaimana rasanya mati itu? apa yang terasa pasca seseorang mati?
ini adalah kesekian kalinya saat aku bersitegang dengan sepi, memikirkan kematianku sendiri menunggu si jantan datang melerai, aku selalu yang kalah dan terkapar lama (tapi tak berharap mati)
‘selamat jalan, kawan. hati-hati di jalan yah?! (mereka terkadang menyiingkatnya dengan ‘titi dj yah teman…’). mereka adalah lemari mahoni, laptop. jadwal kuliah, poster wajah Kurt Cobain dan Einstein, patung Bunda Maria, sebongkah lilin merah marun, buku-buku, poster wajah Yesus, lukisan malaikat penjabut nyawa buah tanganku, helm dan kopor, gallon air mineral, gambar artis Sandra Dewi yang kukliping dari sebuah koran nasional, semuanya yang ada di kamar kostku (aku menyebutnya kota biru pasalnya cat temboknya biru). Hei, mereka terus meneriakiku! aku kian takut. aku takut bahwa ketakutanku detik ini adalah ketakutan terakhir dalam hidupku! aku takut, memanggil kantuk. aku pun mati. lelah hingga aku mati.
(aku terbangun saat surya menerobos kasar dan membuatku basah. hidungku juga basah oleh darah. apa aku benar mati? apa ini rasanya mati itu? hei, apa aku mati?)
puji Tuhan, aku tak jadi mati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...