Kamis, 25 September 2008

akhirnya potong Rambut juga



Waduh…hari ini pusing, karena sudah banyak teman yang menyarankan untuk potong rambut saja. Faktanya, saya dilemma banget untuk urusan yang satu ini. Seumur hidup saya, ini rambut terpanjang saya, so sayang jika cepat2 dipotong. Alasan berikut gak mau potong rambut adalah alasan sepele. Beberapa kali selalu dianggap orang-orang, ‘dek..sekolahnya dimana? Atau dek SMA mana? Itu karena fisik yang kurus juga rambut yang selalu pendek dan sedikit tampang ‘babyface’ he-he. Bukan culun tapi imut. (pede dooong!)
Malas aja selalu dianggap anak sekolahan hanya dari fisik semata (kalau soal psikis, saya tak berlebihan untuk mengakui diri saya cukup matang diusia yang ke 21 ini, he-he, makanan kale matang!).
Teman-teman ada yang mendukung namun ada yang cukup illfeel dengan kegondronganku.
Sudah kubilang, ini pertama kali aku punya rambut yang panjang sebahu dan sudah cukup untuk dikuncir. Saya sih bangga-bangga saja. Istilahnya ini juga sejarah dalam hidup saya. Karena selama kurun waktu yang lalu saya selalu terbiasa dengan rambut pendek. Jika TK dan SD dulu karena ayah seorang purnawirawan polisi, gaya rambut saya dan kakak-kakak laki-laki saya selalu sama, cepak ala para polisi, sebagian besar klimis dan sedikit ada rambutnya di daerah ubun-ubun. Waduh kalau lihat fotonya jadi malu sendiri. Jadul abis, mirip gaya rambutnya Tukul he-he. Setelah memasuki masa SMP, pertama rasakan cinta monyet, otomatis penampilan mulai up to date lah. Saya sempat mengalami masa gaya rambut 90an akhir ala actor-aktor China/Hongkong yang ‘belah tengah’, artis-artis waktu itu juga bergaya rambut sama. Seingat saya majalah Aneka Yess sedang naik daunnya juga dengan model-modelnya. Tak lama kemudian dari gaya ‘belah tengah’ saya juga ikutan gaya apa yah nggak ngerti juga, ala para pemain bola gitu deh. Tapi bukan mohawknya anak-anak Punk atau ala David Beckham. Kalau gak salah pemain dari Inggris Michael Owen.
Crri-cirinya pendek namun di ubun-ubun agak panjang dikit, lantas diujung jidat, poninya dibuat ‘berdiri’ denagan sedikit ‘bergulung’ ke belakang, ah susah mendeskripsikannya. Waktu itu juga ketika masuk SMA awal 2000an hingga 2003an Funtastik Four sedang buming juga gaya rambutnya yang sedikit gondrong itu, sayang karena pertaturan sekolah yang termasuk ketat soal rambut siswanya, gaya ini ‘terlewatkan’, maksudnya tidak seempat saya coba. Selanjutnya gaya rambut David Beckham menjadi tren, salah satunya gaya Mohawk itu. Kata guru SMA saya ‘berjambul’ bahkan yang lebih parah lagi seorang guru bahasa jerman saya, yang juga orang Austria bernama Ama Petu Hills sempat mengkritik gaya rambut saya yang Mohawk itu dengan istilah ‘sikat WC’. Mungkin karena jambulnya meruncing dan tajam karena minyak rambut yang kuat, jadi deh sikat WCnya. Malu banget, karena diketawain teman-teman sekelas. Tapi kemudian PD aja he-he.
Saya bukan yang termasuk gila mode rambut atau suka gonta ganti gaya rambut. Yang penting nyaman aja dan cocok dengan ‘struktur’ muka aja, OK. Inilah yang kemudian membuat saya begitu nyaman dengan gaya rambut Mohawk, meski ada tren-tren baru bermunculan, ah gak penting. Karena sudah merasa nyaman dan pede aja dengan gaya rambut ini. Cukup lama, hampir 5 tahunan, kini sudah 6 bulanan menjadi godnrong, akhirnya bukan saja karena banyak kritikan dari teman-teman dan memang dasarnya saya tidak terlalu pede untuk ‘melawan’ arus akhirnya deh luluh juga buat potong rambut ke gaya ‘out of date’, seperti semula, semi mohawk.
Soal rambut memang ribet, namun karena minimnya rasa pede saya akhirnya diputuskanlah untuk memotong rambut dengan gaya Mohawk yang bagi saya cukup netral, dari kritikan he-he, itu karena ‘penyakit’ kurang pede saya sering kambuh.
Apakah ada hubungan rambut dengan suasana hati? Bagi saya ada, sedikit. Semua ini terjadi karena memutuskan untuk gondrong sadar atau tidak karena ternyata saya adalah makhluk yang bebas, maksudnya ketika saya mendapati diri saya telah bebas (baca: putus cinta hehe), menggondrongkan raambut bagi saya sah-sah saja karena tak ada siapapun, orang-orang singnifikan yang biasanya berdaya atas keputusan memotong atau tidak rambut saya, dan ternyata lagi itu bukan orang tua saya melainkan dia, mantan…oh, so sad he-he.
Lantas kini memutuskan untuk memotong pendek rambut juga karena seseorang baru yang signifikan? Saya juga masih bingung. Apakah dia orang baru ini adalah yang nantinya menggantikan yang lama? Semoga saja iya.
Seujurnya saya sedang jatuh cinta…
Semoga dengan memotong rambut, dia yang ‘menyarankan’ untuk ini, bisa lekas menjawab permintaan saya…siapa dia?
Buat ‘adek’…saya selalu menunggu jawabmu

1 komentar:

  1. Adekku GANTENG pisaaaaaannn!!! Mwa mwa :P hihihihi. Btw welcome to forum.flobamora.net
    Sementara itu www.flobamora.org juga masih dibangun. Wit witttt... ada temenku yang naksir Dicky nih? :p

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...