Jumat, 29 Agustus 2008

TRIKARA

Trikara, asrama puteri Syuradikara. Jika Asyur adalah adam maka Trikaralah Hawanya. Karena Trikarapun lahir setelah adam maka bolehlah jika Trikara ada oleh ‘rusuk’ adam dekat dihati untuk dicintai he-he. Menarik memang jika berbicara soal keduanya. Selalu ada cerita manis namun bukan berarti yang pahit tak ada sama sekali. Bayangkan jika pagi buta mengantar kami pada tujuan yang sama, kapel. Berdoa bersama, menyembah Tuhan yang sama. Ketika pagi yang cerah membawa langkah ke tempat sama, Syuradikara. Jika lonceng petang bergema membungkus surya pergi, kami ada beersama dalam rangkaian ritus misa, vesper,complete atau adorasi. Triakara adalah teman ‘sepermainan’ Asyur, soulmate.
Ketika gesekan kecil menimbulkan radang maka tinggalah seribu diam terlaksana. Tegur sapa seolah menjauh. Hanya saja rasa saling memiliki itu begitu kuat dan damai adalah jalan terbaik. Lucu sekali. Kita selalu kompak. Namun kita juga bisa saling iri-cemburu. Hidup bersama adalah takdir, maka cintailah satu sama lain apa adanya.
Ada istilah ‘ojek’ karena saban hari pangkalan selalu rama penumpang. Ojek adalah buah dari rasa saling memiliki yang dalam. Sehingga kemarahan dan kebisuan hanyalah membuat rindu kian mendendam, untuk sekedar membuang energi yang tak pasti. Maka berbaiklah satu sama lain. Ojek adalah perhatian dan ketegasan, cara seseorang remaja laki-laki menggmbarkan diri sebagai pribadi yang eksis di mata teman-teman. Ojek adalah bentuk peraingan antar lelaki remaja yang baru mengecap manisnya cinta. Ojek adalah istilah dari hati muda yang bergelora. Ketika Tuhan menciptakan adam dan hawa, hidup berpasangan, maka ‘ojek’ adalah jalan termudah yang dipilih untuk menemukan cinta, mengojek adalah cara lelaki remaja mengetuk cinta. Rute ojek adalah jalan panjang berliku, ketika cinta begitu goyah dihempas angin sekeliling, saat seribu mata menatap, mulut berkicau, kau akan puas atau gentar sekaligus. Cinta memabukan. Peristiwa diawali dengan tergesa-gesanya lelaki keluar kapel dan sekaligus berlambat-lambatnya dara perawan terpekur dalam doa (dan harap akan bayangan sosok jejaka yang menunggu di area parkir. Berdoa panjang adalah membiarkan seribu mata lelaki menari-nari dalam rindu. Para jejaka siap di samping kapel, dan dara keluar dengan gemulai tanpa ampun seolah menggoda pasang mata dibalik bebunggaan dan tembok gelap. Lelaki sudah terbiasa jika mencari mangsa dari kegelapan. Dara tak putus berharap rindu-cemas mengirimkan signalnya kepada yang dituju. Kisah klasik cinta yang aneh buatmu, jika tak pernah kau rasakan hidup di asrama.
Dara selalu memasang umpan seraya malu-malu melangkah. Seolah berkata dalam hati…ayolah, kejar aku jejaka, jika kau cinta aku. Teruslah bergenit-genit ria, berpuaslah kau menebar senyum dan tawa renyah di halaman kapel. Itu akan membuat jantung lelaki bergemuruh minta ampun. Tak perlu lama. Semakin bergemuruh, semakin baik karena jika andrenalin bekerja optimal naluri kelakian terbangitkan dan keberanian adalah mutlak. Maka bersiplah kau dara, sang tukang ojek siap meraih hatimu dan senyum salah tingkahmu. Ada penolakan, ada malu-malu ada rindu, ada kecewa.Kecewa jika jejaka pujaan ternyata mangkir dari parkirannya.
Perjalanan kapel ke Trikara tak butuh watu lama, hanya seja rindu sekejap akan membuat selangkah terasa setahun lamanya, namun ketika gerbang Trikara memaksa jejaka pergi barulah sadar betapa lima menit masih kurang dalam menyebar virus cinta. Apalagi jika bruder Simply sudah memasang tampang acuhnya, seolah ada tulisan diatas jidat beliau…wooii cepat. Pintu gerbang mau kututup. Dan para jejaka pun harus rela melepaskan dara pulang sendirian tanpa nikmatnya berojek ria dengan abang tersayang.
Ojek-mengojek adalah ajang panah cinta dilesatkan ke tujuan yang sudah diincar. Jika tahun ajaran dimulai, biasanya parkiran ojek akan ramai karena sudah pasti akan ada dara berhamburan dengan pipi merona atau sejuta aksi salah tingkahnya, lucu menggemaskan. Perempuan selalu ingin dilihat dan lelaki selalu ingin dianggap. Hanya saja jejaka disini sedikit yang suka memarkir kendaraannya secara terbuka. Kebanyakan hanya bisa terdengar lengkingan suaranya dari balik tembok gelap. Yang suka akan gelap biasanya masih terlalu penakut. Mengapa jejaka gampang untuk lari dari tanggungjawab? Tak semua, hanya masih banyak yang tergolong suka gelap. Aku jelas bukan yang itu.
Cuci mata, istilah yang dipakai jejaka dalm memuaskan mata dan jiwa terdalamnya. Para jejaka yang suka gelap ada diantaranya, meski tak sedikit yang bisa memanfaatkan kesempatan gratis tersebut. Jika cuci mata dilakukan dengan tanggungjwab maka bagiku itu pilihan terbaik.
…………….
Ada masa dimana kami benar-benar memilih untuk saling jauh. Jika terjadi maka cinta bisa sekejap berubah tahi pus. Angkatanku pernah mengalaminya beberapa kali. Selalu dengan alasan sepele. Kami ditakdirkan bersama dan wajar jika ada kecemburuan terjadi. Ada saat dimana kami masing-masing ingin dianggap ada dan eksis, ada waktu dimana pihak yang satu merasa kurang diperhatikan. Pernah Trikara mendadak berubah karena percaya begitu saja dengan gossip, anak asyur mendapat bocoran soal UAS dan Trikara merasa tak ‘dicintai’ lagi, maka tak dibagi bocorannya. Pernah juga gendering perang ditabuh lewat ‘teror’ kecil-kecilan lewat selebaran atau tulisan di meja sekolah yang mennyinggung salah satu pihak. Ada juga ketika Trikara merasa tak terima dengan ulah segelintir anak Asyur yang menggunakan sinar laser mainan ditembakan ke arah sensitif mereka. Ada banyak hal. Sampai-sampai karena semangat solidaritas, jika A dari Asyur yang sedang berpacaran dengan B trikara, karena solidaritas sesama teman,demi kelompok, untuk sementara sang pacar ‘didiamkan dulu’, bermusuhan sesaat dengan pacar. Itu bukan hal yang aneh, meski itu jelas-jelas aneh he-he
Pernah untuk damai dan cair kami berplesir bersama ke pantai Nangalala, dan itu adalah hal terlucu yang pernah kami lakukan. Bayangkan jika dengan menumpang Bus Kayu st Michael bersama dengan muka masam yang masih tergambar jelas diwajah kami. Seolah tak ikhlas. Kesimpulan aku, lelaki tak suka perempuan yang cerewet dan banyak bicara, sebaliknya perempuan paling tak suka jika terlalu lama didiamkan/dicuekin lelaki. Artinya meman lelaki diciptakan untuk wanita, dan sebalinya. Ah, Trikara…
Suatu ketika kami seangkatan, siswa Asyur dan Trikara diberi kesempatan oleh rektorat untuk melakukan perjalanan spiritual-persahabatan-wisata ke Riung, salah satu tempat terajaib di utara Laut Flores. Kami harus menyiapkan paduan suara untuk misa hari minggu, pertandingan bola dengan mudika tuan rumah barulah melakukan aksi wisata, mandi sepuasnya di pulau pasir yang bening airnya terakhir singgah ke taman kerahiman, markas tersepinya pater Ceslaus. Perjalanan ini tentu saja. menambah erat persaudaraan kami. bersama frater Erno yang asli Riung, kisah kasih sahabat-pacar dimulai. Riung tempat yang undah sekaligus masih terbilang ‘udik’ untuk daerah wisata. Padahal modalnya lumayan, eksotis. Kami boleh menginap di rumah penduduk secara berkelompok, menyelenggarakan ibadah di masing-masing stasi tempat kelompoknya menginap. Mengikuti jamuan makan gratis nan lezat di rumah pak Camat Riung yang kebetulan ayahanda (almarhum) dari teman kami Ary Djago, ke rumah Opi Geraldes yang heboh itu (teman yang kukenal pertama karena kami segugus dalam MOS.) dan terakhir malam perpisahannya kami dijamu pesta meriah dirumah frater Erno yang juga punya hotel lumayan wah untuk daerah itu. Syuradikara. Kemana-mana kita akan selalu di’pikul’ oleh nama besarnya, dan itu menjadi beban tersendiri buat siapa saja yang adalah bagian darinya. Karena mungkin orang sudah terlampau ingat akan kebaikan Syuradikara sehingga kadang mungkin harapan besar masih selalu dihembuskan siapa saja pun sama yang kami hadapi di Riung. Pintar-pintarlah membawa diri jika tidak nama besar Syuradikaralah taruhanlah. Oh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...