Rabu, 04 Juni 2014

Percakapan Bersama Usi dan Laskar Setan Dewa Bumi


Usi,
Kau kenal Anin?
Lelaki tua dan pendek itu mengaku padaku
Bahwa ia dilahirkan batu berjalan, batu tua
Dipelihara monyet dan pernah makan tahi kerbau
Aku tertawa, dalam hati saja
Meski akhirnya aku tertawan juga
Pada setiap rahasia yang ia andaikan seperti bermain dalam labirin sambil minum kopi

Suatu malam Anin menerima kami di rumahnya yang dilingkari juntaian alangalang menyembah tanah
Katanya, “burung sudah membisikan kedatangan kalian padaku kemarin pagi.”
Aku tertawa, dalam hati saja
Dan akhirnya aku kesasar juga di dalam dongengnya,
Labirin dan kopi pahit namun menyenangkan

Usi,
Kaukah yang mengutus Anin pada kami?
Ia tampak begitu bersahaja dengan tenunan pelangi yang membungkus kelakiannya
Ia bersinar bukan dengan matanya, tetapi katakatanya
Yang mampu beranak pinak di dalam kepalaku
(Kau tahu, Usi, kadang aku gila)
Usi, kukira lelaki tua itu setan yang kau ciptakan dengan tongkatmu
Aku menyukai setan yang ini
Dan semua setan yang pernah mengajariku merawat ibu dan matair
Usi apakah mereka setan yang berdosa?
Ah, Usi...
Aku suka kalung perak bermata bulat purnama di leher Anin
            “Anakku pernah mencuri ini dan ia gila!”
Aku ingin mencuri kalung itu agar aku gila
Agar aku terbang dan mampu menghilang dalam setumpuk jampi-jampi
Hanya itu yang kutahu dan kuinginkan
            Anin menangkap ekor mataku
            “Kau terlalu muda untuk menjadi setan sepertiku,
 jangan coba-coba kau panjat loteng itu.”
“Kenapa?”
“Jika aku bilang ada emas, hatimu akan tertawa. Namun jika kubilang ada surga,
Apa kau akan yakin setan sepertiku memiliki surga?”
“Aku percaya di surga ada kalian, setan-setan penjaga bumi.”
Usi, aku merasa basah dan lenyap dalam permainan ini
Ia berkali-kali menawarkan surga padaku
Sampai pada akhir dongeng kita, aku bertanya padanya tentang kau, Usi
            “Usi beterbangan di langit, menginjak bumi ketika kita menaruh syukur dan harapan di atas meja makan, dan di jalan-jalan—dalam ingatanya yang tertera, setiap kita  selesai mengukir  tapak-tapak kaki,” katanya.
            ―Usi adalah ibu kita
            ―kita; setan, anak-anak tamak, anak-anak bidadari yang dimuntahkan dan dipelihara dewa bumi
            Apa syaratnya menjadi laskar setan dewa bumi, Usi?

Liliba, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...