Cahaya itu tak bernama
Jatuh jadi pelangi cair di bawah kepingan kaca patri
Sedang sang hitam hanya mampu melongo
sebab keganjilan sedang ia rasakan.
Telinganya sudah berpindah, ke tangan kanan
Dan satunya ke dada, diantara dua jeruji iga
Kini matanya berair,
Kaki salib yang ia cium ternyata sebentuk telinga
Tuhan
Ketika ia bangun dan pergi menjauh, malu
Lambung kanannya pecah!
Cahaya kedua juga datang tanpa nama
Terjatuh di sisi matanya yang mulai kunang-kunang
Sang hitam terus berlalu,
Sempoyongan
Sa...tu
Du...a
Ti...ga
Darah. Hilang
Darah. Dosa
Darah-darah dosa hilang
Cahaya ketiga kini jatuh di bawah lonceng tak bernama
-St. Maria Immaculata, Kapan, 6 April 2012-
Saya berharap ada cahaya dari lambung yang pecah itu...
BalasHapus