Selasa, 03 April 2012

Buat Rikkat Kunt


Sekali mengenalmu di ruang berbau keringat
Dengan suhu 33 derajat celcius:

Lukamu, lukaku, tulus dan tragis
Hidupmu, hidupku, adalah jalan iman berkelok 

Teriakmu, mati sepiku
bukan Tuhan yang kagok 

Di atas huruf-huruf Latin yang pendek-pedek dan tambun
Dan bukan juga pleidoi ibadah yang terancam

Tapi mimpi terakhirmu abadi tapak langit merah Istanbul,
Sebuah kaligrafi terakhir: siapa yang takut mati? Aku tidak. 

Ajal konon hanya kejam pada yang takut kepadanya.
Aku membacanya seribu kali seraya membunuh rasa takutku

(2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...