Kamis, 16 September 2010

Taken dan Isu Global Perdagangan Manusia!

untuk CERAH HATI dan gerakan MUDAers NTT MENULIS!

Taken. OMG! Akhirnya bisa nonton film ini. Dibintangi Liam Neeson, keren. Saya gak mau ngomong teknisnya, saya Cuma pengen ngomong perspektif besar atau pesan besar yg ingin disampaikan film ini, dan itu penting menurut saya. Lagi-lagi film bagi saya bukan sekedar hiburan. Lebih dari itu, film sejatinya membawa nilai edukasi, humanis dan informasi baru yg dapat memperluas cakrawala berpikir penontonnya. Ciieeeh. Bukannya sok ‘berat’ yah, tapi rasanya film yg mempunyai nilai-nilai seperti diatas sangat dibutuhkan manusia, apalagi jika ada nilai humanis disana. Ouch, lupakan saja. Kita langsung ke nilai yg saya maksud.

Tema besarnya adalah ‘perdagangan manusia dalam hal ini perempuan untuk industri prostisusi’. Kenapa saya bilang ini industri? Yah, karena semua terorganisasi dengan baik, melibatkan kaki tangan hingga bos-bos besar yg diluar dugaan kita, dugaan saya. Semuanya terstruktur, terencana dan itulah, nyatanya jika melibatkan orang-orang besar di muka bumi ini.

Isu perdagangan manusia dan semuanya yg tergambar di Taken ini membuat saya miris. Terlepas dari ini fiksi atau bukan, tapi mungkin inilah gambaran nyata dr masalah trafiking dan prostitusi yg terjadi kini. Melihat fakta bahwa angka perdagangan manusia meningkat. Dan Indonesia pun sebenarnya gak terlepas dari masalah besar ini. Lantas, apakah kita hanya sekedar menempatkan film ini pada hiburan semata ataukah lebih dari itu, membuka mata kita, bahwa sesuatu yg tidak beres sudah terjadi, disekitar kita, melibatkan keluarga kita, orang-orang terdekat kita. Sama halnya yg dialami Liam Neeson dlm film ini. Ayah dengan satu putri yg baru berusia 17 tahun yg dengan tidak rela melepaskan putrinya berlibur berdua dengan temannya ke Paris. Sebagai seorang mantan agen rahasia/intelijen, Liam tentu tahu konsekuensinya seorang remaja putri berpergian sendirian ke luar negeri. Liam tentu punya banyak pengalaman dr pekerjaanya terdahulu yg membuat dia awalnya enggan memberi ijin.

Yang terjadi setelahnya, putrinya menjadi incaran dr sindikat bahkan ketika baru saja turun dari pesawat. Yah, mereka, para sindikat perdagangan manusia itu memang selalu nongkrong di bandara untuk target: perempuan muda yg sendirian. Diperdaya dengan menghadirkan laki-laki muda dan ganteng yg sekedar ingin berkenalan dan melanjutkan dengan penawaran mobil tumpangan (mengingat harga taxi di Paris mahal) hingga ajakan untuk berpesta dimalam harinya. Bisa dipastikan perempuan muda yg sendirian di bandara akan terjerat. Lebih sadis, semuanya berakhir dengan penculikan dan menempatkan para korban di tahanan khusus yg keseluruhannya dikelola oleh orang-orang Albania (oya, dengan uang mereka, Albanian, bertahan krn bisa menyuap orang pemerintahan, intelijen, polisi, dll. Sudah sy duga, banyak orang besar nyatanya terlibat dlm industri ini!). Dalam tahanan khusus itu para wanita muda langsung dicecokin narkoba lalu disortir, yg masih perawan akan dijual ke ‘orang penting’ (digambarkan, transaksi penjualan wanita perawan tsb melibatkan pengusaha kaya, orang pemerintahan, dll). Sedangkan yg tidak perawan, akan ditempatkan dirumah bordil atau di jalanan. Waooow!

Kembali ke kenyataan. Mungkin yg terjadi sama. Setahu saya, di Indonesia, modus operandinya adalah dengan mengiming-imingkan pekerjaan yg layak di negeri tetangga, terutama sasarannya adalah para calon tenaga kerja wanita.

Uuupps, baru saya menulis kata ‘tenaga kerja wanita’ sy tiba-tiba ingat dengan berita dari media online yg saya baca beberapa hari lalu, tentang seorang wanita muda Inggris yg akan dijual keperawananya dengan harga ratusan Poundsterling. Konon masalah ini juga melibatkan para pengusaha minyak kaya dari Timur Tengah. Weeew!

Inilah masalah kemanusiaan yg menurut saya besar meski hanya kelihatan puncak es-nya dikit doang tp di bawahnya?? Lebih miris lagi kalau korbanya masih anak-anak, perempuan dibawah umur. Saya ingat ‘analisis sederhana’ teman saya, ‘Sen, banyak juga lho korbannya yg dijebloskan ke dalam industri pornografi online, bukan saja dijual dirumah bordil tp aktivitas seksualnya direkam dan menjadi konsumsi pulik yg bisa mengakses dengan bayaran sistem kartu kredit’’ begitu kata teman saya, wanita muda yg menaruh perhatian besar pd isu feminisme. Mungkin ada benarnya.

Buat Anda yg belum nonton, kali ini saya referensikan Taken yg layak untuk ditonton, untuk melihat dunia dan masalah-masalahnya kini, hari ini. Selamat menonton!


FYI:
* Data PBB (2010), sebanyak 2 juta perempuan di dunia terjebak dlm perdagan manusia
* Data dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyebutkan, saat ini terdapat setengah miliar anak-anak dan perempuan berusia antara 5-17 tahun— yang terpaksa mengongkosi sendiri hidup mereka. Sebagian besar dari mereka yakni sekitar 246 juta anak, bekerja pada sektor yang dilarang (the worst form of child labor), seperti pelacuran, kerja paksa, dan menyandang senjata untuk berperang. Tentara anak-anak (perempuan dan laki-laki) di seluruh dunia diperkirakan sudah meningkat menjadi lebih dari 500 ribu orang atau meningkat hampir dua kali lipat dari jumlah empat tahun lalu. Banyak di antara mereka bahkan berumur kurang dari 10 tahun (Direktorat Pendidikan Masyarakat, 2010).
* Menurut Departemen Luar Negeri AS, Indonesia masuk dlm urutan ke-3 dunia dalam hal daerah pemasok perdagangan perempuan dan anak
* Ada 4.268 pekerja seks komersial dari Indonesia di Malaysia dan Singapura tahun 2001, meningkat tajam 3 tahun kemudian menjadi 300.000 orang pekerja seks (sumber: www.fajaronline.com, 3 Desember 2004)
* 60 % human trafficking Indonesia berasal dari Jawa Barat! (Koran Republika, 10 Juni 2010)
* UNICEF estimates that 100,000 women and children are trafficked annually for commercial sexual exploitation in Indonesia and abroad, 30 percent of the female prostitutes in Indonesia are below 18, and 40,000-70,000 Indonesian children are victims of sexual exploitation.1 The East Java Children’s Protection Agency estimates that at least 100,000 women and children are trafficked annually from, through, and to East Java (data http://www.humantrafficking.org/countries/indonesia)

1 komentar:

  1. Jujur saya belum menonton film ini. Then I bet I'm going to watch it soon. Kenapa saya tertarik membaca blok ini, itu dikarenakan review film ini berhubungn dengan Human Trafficking. Saya jga turut prihatin dengan kondisi yg terjadi sekarang ini. Most of the children are used to fulfill traffickers need. Yang menyakitkan adalah korbannya kaum perempuan dan anak2. Trafickers bisa siapa saja. Traffickers bisa jadi tetangga, teman, penegak hukum, pengelola rumah bordil , majikan, orang tua, dan bahkan suami sendiri. Jadi bagi para ibu , keluarga, dan teman2 sklian harus waspada. wish u luck ^_^

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...