Senin, 21 April 2008

ahh..episode 3

Pikiran saya terus menarik ulur ke sejumlah memori di masa lalu.paling tidak isi memoriku beberapa jam yang lalu saat masih di kamar kost yang sepi di salah satu sudut beberapa blok dari Tugu.saya masih ingat saat lembar buku harian yang berisi sejumlah puisi akan kuposting ke sebuah koran lokal di Kupang, sedetik tanganku beralih ke sebuag rosario ungu di sisi meja dan mencoba memahami makna dari rosario yang hampir setahun tak pernah kupakai,yah disaat itulah aku seakan tertidur, lama sekali.Lantas tak kuingat papun lagi sampai aku tersesat di negeri aneh yang banyak hutan mahoninya.putih,tak ada, tak pernah kupikirkan soal warna putih.apalagi membeli baju putih.seingatku baju terakhir yang diberi oleh pacarku saat valentine lalu berwarma hitam, dengan gambar John Lenon dengan kacamat anehnya.Baju titipan?gak ada.ah, masa bodoh!''pak, mungkin yang punya baju putih atau yang dititipin baju putih bukan saya kali pak.barangkali ada orang lain.bapak pasti salah deh,'' ucapku melunak.aku mecoba meyakinnkan, siapa tahu dia benar2 sudah pikun.''Tidak kok.saya ingat betul,karena tuan saya menuyuruh menemui anda, karena menurut beliau,anda adalah orang terakhir yang datang hari ini.saya yakin kok,jadi mana baju putihmu,nak?''tukasnya cepat. Aku benar2 capai, tenagaku habis.''ok, karena saya tidak punya baju putih, bagaimana kalau Bapak antar saya ke tempat tuan bapak.biar semuanya jelas.saya yakin kok.lagian pak, saya capai sekali.saya haus dan pusing kepala saya, yah pak?!mau yah?'' saya menawar dengan harapan si tua ini mau diajak kompromi untuk kali ini saja.''Tidak, tidak boleh kesana.kamu berhak sampai disini saja.ayolah. berikan secepatnya dan kita akan sama2 diuntungkan.waktuku hampir habis, saya harus segera pergi,nak..''ucapnya lirih.''Tunggu..tunggu dulu,pak.saya makin bingung saja.alasan apa saya tidak boleh pergi?memang ada larangannya?lantas kalo saya melanggar,apa saya akan dihukum?padahal saya hampir mati kehausan nih,'' ucap saya lantang.namun keadaan yang saya inginkan ternyata tak terwujud.sial.si tua ini benar2 akan pergi.''oke, saya sudah harus pergi.dan kamu dilarag untuk melanjutkan perjalanan,cukup disini saja.sekarang, berbalik arah, dan pulang ke arah tadi kamu datang.ingat, jangan serong ke kiri atau kanan.lurus saja, sampai gelap datng menjemputmu.kamu memang belum siap untuk ketemu tuan saya.cobalah untuk memakai baju putih, suka dengan warna putih dan oles jiwamu ampai putih juga.andai kala kamu datang lagi, aku yang menjemputmu, ku harap kamu tidak perlu berbasa-basi lagi.hidup itu indah nak.raihlah setiap keindahan yang datang padamu,dekap erat.baiklah berjalan ditempat yang terang juga,yah.senag berjumpa denganmu.hati2 dijalan...oyo lekaslah pergi,ini sudah sore,'' ucapnya lirih.aku langsung tersentak dengan isi pembicaraanya.denga sisa tenaga,kucoba menalar pembicaraanya dan mencoba merekamnya jangan sampai keluapaan.belum lama aku berpikir,si tua langsung berbalik arah dan pergi dengan langkah tertatih.makin jauh makin kelihatann keagungannya, semakin kelihatanbersinar dan..putih,yah berbaju putih.pakaian yang tadinya ciklat usang menjadi putih.seperti mimpi yang akan cepat usai, kupakau sisa tenagaku untuk pulang.selankah,dua langkah..gontai.dan akupun lenyap sudah....tidur kali ini lebih lama.aku benar2 lupa.Tapi ini mungkin takkan lama.


Ending:

Aku masih ingat sedikit,yah secuil pengalaman yang sempat terekam di memoriku dan itu masih kuingat,itu juga karena kekagetan jg orang-orang sekitarku yang memaksaku bertanya sekaligus disemprot seribu pertanyaan,aku makin bingung.Entah apa yang baru saja menimpa diriku.aku bingung, sampai sekedar mendeskripsikan perjalanan wisataku ke negeri antah-berantah,negeri yang kacau dengan manusianya yang sok memaksa.aku malah hampir saja lupa ini juga tentang jalan yang baru saja kulihat rupanya seumur hidup yang justru membuatku semakin ngeri.Pasalnya, kehijauan di perjalanan pulang ternyata tidak begitu lama kunikmati,dua menit mungkin suasana berubah drastis.Disuatu tempat yang berseting lorong-lorong panjang,gelap penuh mister. Orang bilang semakinbanyak pengalaman mempersepsi sesuatu maka semakin erat pula suatu keadaan tergambar dan terekam jelas dalam memori.Dan tempat itu sanagt mirip sekali dengan suasana film Kala yang aku tonton sebulan sebelum mengalami kejadian ini.sepi meruyak hingga menembus batas-batas sel ditubuhku.dalam sekali.aku makin takut,sunggug takut.Tempat ini sungguh mengambarkan tempat mangkalnya geng atau preman2 berkulit hitam disalah satu sudut New York cityyang sepi,kumuh sayup-sayup terdengan dentuman musik dan suara hura2 manusia yang menjaga malam mungkin beberapa blok dari sana.Seperti inilah kondisi yang bisa kugambarkan, sangat mirip dalam film2 Hollywood yang bertema kehidupan masyarakat kelas bawah Afro-America yang sarat kriminalitas.Tapi aku juga benci dengan tingkah para kulit hitam itu.Bukan rasis karena toh aku hitam juga. Aku kini makin gugup. Bingung mau kemana arah langkah ini,lorongnya makin sepi sepertinya tak ada lagi kehidupan disisni.Suara musik makin dekat kudengar seiring langkah gontaiku mengawasi sisi-sisi jalan yang kotor. Tembok2 terlalu tinggi untuk kuduga keadaan sekeliling.Aku bisa saja bertemu dengan sekelompotan preman jahat yang siap menggorok leherku atau pertemuan kami tak perlu lama karena peluru dari senjata otomatis sudah keburu menginap gratis di sisi jantungku.Atau saja kehadiranku ternyata mengganggu aktifitas mereka,yah salah satunya mungkin saja sebuah transaksi narkoba.Ah,inilah kalu terlalu banyak menonton film...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...