Ketika LOVE mempertanyakan cinta

Love, film romantic yang mempertontonkan lima cerita dengan satu tema CINTA. Cinta yang diawali dengan pertalian emosi dua makhluk cilik, polos dan jujur,namun diputuskan sendiri oleh 'cinta'yang dewasa, yang sok tahu, yang semu, terkesan memaksa dan mengada-ada.kemudian kala berlalu, menumbuhkan dan menyuburkan setiap benih yang tertanam di hati manusia( sejatinya semua memiliki rasa ini) cinta pada pandangan pertama, cinta yang polos, pengkhianatan cinta, pengingkaran cinta, dan nafsu keegoisan yang perlahan menutup diri untuk cinta. Love adalah gambaran cinta yang komplek. cinta yang lahir dan dimiliki bukan saja oleh remaja, anak2 dan orang tua pun merasakan hal yang sama. Menarik sekali gambaran cinta yang apik dimainkan Sophan sopiaan dan Widyawati. Cinta yang didamba juga oleh yang mengidap Alzhaimer dan Autis. Menarik pula cinta yang ditawarkan Acha-Fauzi : sama2 pernah dikecewakan leh sang 'pencinta' masing2. Dan atas cinta pula mereka kemudian disatukan. Saya kembali dihadang kepada sebuag makna yang dalam cinta yang sejatinya adalah yang jujur, yang polos,yang murni bak mata air pegunungan tanpa embel2 egois, ingat diri, serakah,rakus, nafsu sesaat. Yang apa adanya mengalir bak sungai meliuk,deras sekaligus bisa tenang,menghempas jauh tetapi memeberi kesegaran dan kehidupan bagi yang dilaluinya. Makna yang saya tangkap dari Love. Tak sia2 bagi saya, Love membuka mata saya ke yang terdalam, menyibakkan sejatinya rupa cinta saya. Sudahkan saya mencintai sesama saya dengan tulus. Tentu belum. Tapi paling tidak saya pun belajar untuk mencinta dan hidup selaras dengan lingkungan dan sesama manusia. Memaknai cinta adalah mengerti siapa diri saya sebenarnya, karena diri saya sejatinya disusun atas keping2 cinta dari orang tua saya, keluarga saya, lingkungan saya, teman saya, sahabat saya, pacar saya, semuanya...dan saya pun tak boleh egois, membagikan kepingan cinta saya juga untuk membantu membangun diri sesama saya...yah, itu cinta yang saya tahu!