![]() |
designed by Gerald Louis Fori |
Kawan, kita pernah pula menari di bawah hujan
deras selepas lonceng pulang sekolah sambil menyanyikan lagu kebangsaan sekolah
kita. Darah kita dialiri putih-kuning. Kau harus camkan itu, kita adalah putih
kuning! Kau bukan lagi Cina dan aku bukan lagi Pribumi.
Masihkah kau ingat Jalan Kenangan? Jalan itu masih ada dan tetap begitulah namanya dari tiap generasi yang berbeda. Aku ingin kembali melewati jalan itu dan mencium setiap udara yang terbakar dari aspalnya hanya untuk mengatakan bahwa aku tidak pernah melupakannya sedetik pun. Aku ingin menorehkan kembali sejarah besar saat melewati jalan itu sekali lagi.
Kawan, saat ini aku berada tepat 5900 langkah dari tempat itu. Tempat yang tidak pernah kita sebut dengan sekolah. Tempat yang selalu kita katakan sebagai rumah kedua kita. Aku pergi kesini bukan untuk sebuah kenangan tetapi untuk memastikan bahwa jiwaku dan jiwanya masih berada pada jalur yang sama (Kadek Megah Biintaranny dalam buku 5900 Langkah)
Masihkah kau ingat Jalan Kenangan? Jalan itu masih ada dan tetap begitulah namanya dari tiap generasi yang berbeda. Aku ingin kembali melewati jalan itu dan mencium setiap udara yang terbakar dari aspalnya hanya untuk mengatakan bahwa aku tidak pernah melupakannya sedetik pun. Aku ingin menorehkan kembali sejarah besar saat melewati jalan itu sekali lagi.
Kawan, saat ini aku berada tepat 5900 langkah dari tempat itu. Tempat yang tidak pernah kita sebut dengan sekolah. Tempat yang selalu kita katakan sebagai rumah kedua kita. Aku pergi kesini bukan untuk sebuah kenangan tetapi untuk memastikan bahwa jiwaku dan jiwanya masih berada pada jalur yang sama (Kadek Megah Biintaranny dalam buku 5900 Langkah)
***
Apa itu Buku 5900 Langkah?
5900 Langkah: Sebuah
Antologi Cerita Alumni Syuradikara adalah sebuah buku dari proyek idealis hasil
gagasan dari Christian Dicky Senda, Voltaire Talo, Doddy Nai Botha, Maria
Pankratia Mete Seda, Gerald Louis Fori, dan Anastasia Fransiska Eka Wangge,
yang notabene adalah alumni SMAK Syuradikara dan kemudian menamakan proyek ini
We Love Syuradikara. Idenya sederhana saja, para alumni Syuradikara diajak
untuk melibatkan diri dengan menyumbangkan tulisan-tulisan inspiratifnya
tentang Syuradikara baik itu kisah nyata maupun karya fiksi dalam bentuk feature, catatan lepas, cerita pendek,
dan puisi yang nantinya akan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi cerita.
Kenapa berjudul 5900
Langkah?
Judul ini diambil dari
salah satu judul tulisan karya Kadek Megah Bintaranny (alumni tahun 2005), yang
dipilih oleh tim kreatif karena mewakili semangat proyek We Love Syuradikara:
menghidupkan kenangan, impian dan harapan para pahlawan utama akan Syuradikara
Sang Lux Ex Scientia! Bahwa judul
tersebut juga mewakili sifat dan karakter Syuradikara dan para pahlawan
utamanya yang dinamis, berwawasan luas dan berkepribadian unggul.
Awal Januari 2012 ide
ini lahir dari Tim We Love Syuradikara yang merasa masih punya kepedulian untuk
turun mengembangkan SMUK Syuradikara. Tim ini berpikir apa yang bisa diperbuat
untuk Syuradikara? Kebetulan bahwa mereka berlima tergabung dalam sebuah
kelompok menulis kreatif online
bernama MudaersNTT yang salah satu misinya adalah berpartisipasi aktif untuk
membangkitkan kreativitas anak-anak muda NTT dalam menulis, editing, desain
visual, fotografi, penerbitan buku, dsb. Harapan terbesarnya adalah dengan
hadirnya buku antologi cerita yang ditulis sendiri oleh para alumni bisa menjadi
salah satu media komunikasi yang baik untuk memperat tali persaudaraan antar
alumni. Ada kenangan, impian dan harapan yang bisa kita bagi dan jaga bersama. Apalagi
dalam waktu dekat Syuradikara juga
akan merayakan ulang tahunnya yang ke-59, sehingga
buku ini bisa menjadi kado spesial dari para alumni untuk Syuradikara.
Dalam prosesnya, teman
alumni di Ende, Anastasia Fransiska Eka Wangge berhasil menemui salah satu guru
pembimbing program ekskul seni teater di Syuradikara, dan menemukan beberapa
poin penting. Bahwa ekstrakurikuler seni di Syuradikara sedang populer dan
berkembang dengan baik sekali. Meski demikian mereka juga masih membutuhkan
perhatian dan dukungan banyak pihak termasuk para alumni Syuradikara itu sendiri.
Sehingga lahirnya proyek ini lewat keuntungan penjualan buku, besar harapannya bisa
mendukung eksisnya kegiatan para siswa Syuradikara dalam berkesenian.
Tim kemudian mulai
berproses: membuat desain produksi, mengumumkan ide proyek ini kepada para
alumni lewat media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan Blog serta
mengumpulkan semua naskah tulisan yang masuk ke akun e-mail we_love_syuradikara@yahoo.co.id.
Diluar dugaan, respon positif mengalir dari para alumni. Hingga akhirnya
terkumpullah 30 naskah baik itu cerita lepas, cerpen hingga puisi yang ditulis
dengan keragaman angkatan alumni, tema dan gaya menulis. Naskah tersebut telah
melewati proses edit dan layout oleh tim kreatif dan siang untuk diterbitkan,
sesuai target minggu pertama bulan Agustus 2011.
Berhubung proyek buku
ini independen maka tim membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi semua alumni Syuradikara
untuk mendonasikan uangnya yang akan digunakan untuk biaya percetakan buku 5900
Langkah: Sebuah Antologi Cerita Alumi Syuradikara. Keuntungan dari hasil
penjualan buku 5900 Langkah akan kita sumbangkan ke Syuradikara untuk mendukung
perkembangan program ekstrakurikuler seni. Sekalian sebagai kado dari kita para
alumni untuk ulang tahun Syuradikara 59, tanggal 1 September 2012 nanti.
Ayo alumniers, kita wujudkan buku 5900
Langkah: Sebuah Antologi Cerita Alumni Syuradikara sebagai kado paling spesial
dari kita untuk Syuradikara tercinta! Estimasi kami, minimal 100 donasi dari alumni saja minimal Rp. 50.000 buku ini sudah bisa terbit dan kita bisa bantu adik-adik di kelas teater Syuradikara.
Rekening Britama 0277-01010910-50-5 AN CHRISTIANTO SENDA)Setelah transfer silahkan SMS konfirmasi ke 085 22 315 722/ 08113822122
Diakhir program kami akan mengirimkan laporan pertanggungjawabannya. Terima
kasih.
Salam
Tim We Love Syuradikara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...