Tim Volly Paroki Oinlasi |
Pekan Orang Muda Katolik
(OMK) Keuskupan Agung Kupang akhirnya berlangsung juga sejak hari Minggu (24/6)
dan dipastikan akan selesai Minggu (1/7) nanti di Paroki Sta. Maria Dolorossa
Soe yang kali ini dipercaya menjadi tuan rumah. Serangkaian kegiatan sudah
dirilis panitia beberapa waktu lalu di wall Grup ‘Panitia Pekan OMK Keuskupan
Agung Kupang 2012’ di Facebook, antara lain pawai pembukaan, misa pembukaan,
berbagai pertandingan seperti bola voly putra dan putri, paduan suara dan
mazmur. Ada juga kegiatan seminar bersama Bupati TTS Bapak Paul Mella, Gubernur NTT
Bapak Frans Lebu Raya dan Yang Mulia Bapa Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus
Turang, Pr, Adorasi, jalan salib dan pentas seni.
Dari pengamatan saya
sejak hari pertama, acara berlangsung lancar ketika para OMK se-Keuskupan
berjalan kaki keliling kota Soe dan disambut Natoni (sapaan adat suku Dawan
Timor) juga pengalungan selendang TTS untuk dua perwakilan setiap paroki. Salut
untuk kerja keras panitia, terutama kawan-kawan OMK Paroki Maria Dolorossa Soe
(dibawah koordinasi kae Judith Seran), yang begitu semangat wara-wiri, aktif
berkomunikasi antar tim dan yang paling penting sudah menjadi tuan rumah yang
ramah dan kooperatif bagi semua tamu. Salut juga untuk semangat semua OMK
paroki, bahkan yang dari Rote dan Alor bisa hadir dengan tim yang besar. Keren.
Apalagi kawan-kawan OMK Alor hadir dengan tarian dan pakaian adat khas Alor,
serta OMK Rote dengan ti’ilangga, seru dan gokil. Untuk OMK Paroki Putain sebagai delegasi terbanyak, 120 orang! Mantap, gan.
Acara dilanjutkan pukul
18.30 WIB yakni misa pembukaan yang dimpin langsung oleh Romo Vikep KAK,
dilajutkan dengan acara makan malam bersama dan menyalakan api unggun. Menarik
yang terjadi di malam pertama itu, sepanjang misa hingga acara ramah tamah semua
yang hadir mengeluhkan kondiri Soe yang memang sedang dingin-dinginnya. Alhasil
yang sering terdengar adalah desis-desis tanda kedinginan disela doa, nyanyi
dan mengobrol he-he.
Tim Volly Paroki Kapan berkostum gado-gado, yang penting partisipasinya gan! |
Hari kedua Pekan OMK KAK
2012, diawali dengan serangkaian pertandingan bola voly antar paroki yang terbagi
di tiga titik lokasi. Pertandingan tim putra di lapangan depan Paroki Madross
dan di depan Polres lama sedangkan untuk tim putri dipertandingan di lapangan
Puspenmas. Pertandingan ini yang sangat menarik perhatian saya, kenapa menarik?
Masih
Adakah Kecurangan di Antara Kita?
Saya harus memulainya dengan pertanyaan, kenapa sih
harus ‘pertandingan’ bukan ‘permainan’ di acara Pekan OMK Keuskupan Agung Kupang
2012? (Pada acara pembukaan malam Senin, terpampang jelas piala gede, dugaan
saya itu untuk juara umum. Argh! Harusnya semua yang hadir adalah juaranya). Pertanyaan
ini senada dengan komentar Romo Patris Neonub di status Facebook saya. Untuk
event ini memang saya sengaja hadir sebagai penonton dan tidak mewakili OMK
Paroki manapun.
Saya sendiri melihat beberapa kejadian yang kurang
mengenakan hati. Kalau pada misa pembukaan, romo Vikep sudah menyatakan bahwa
kegiatan ini sebagai media untuk menyatukan persaudaraan antar orang muda
seiman, untuk mewujudnyatakan kasih yang diajarkan Kristus, maka kalimat romo
Vikep itu sendiri langsung dimentahkan saat pertandingan perdana esoknya.
Di dalam lapangan atau luar lapangan saya langsung
melihat adanya sekat atau bahkan sebuah tembok besar penghalang antar Paroki, ketika yang kelihatan adalah supporter tim
saling mengejek bahkan yang lebih menyedihkan adalah ketika ada tim yang ribut
mempermasalahkan status keaslian tim lawan, apakah benar warga paroki setempat
atau tim itu meminjam pemain dari paroki lain. Bahkan ada pemain yang disebut-sebut
berasal dari paroki di keuskupan tetangga! Fatal. Karena pada malam sebelumnya,
menurut seorang ketua OMK dari salah satu paroki yang mempermasalahkan status
pemain tim lawan, mereka melakukan technical
meeting dengan panitia hingga jam 00.30 hanya untuk membicarakan ATURAN
MAIN terkait berbabai pertandingan yang diadakan.
Menurut cerita ketua OMK itu, kenapa membicarakan
ATURAN MAIN hingga dini hari, itu karena berdasarkan pengalaman di acara
sebelumnya panitia menemukan ada berbagai kecurangan terjadi. Bahkan technical meeting itu ada official yang baru buka kartu tentang
ketidakjujurannya di event lalu dan berjanji tidak mengulanginya sekarang. Eh,
belum 24 jam kesepakatan bersama itu dilanggar sendiri oleh segelintir orang. Oke,
kita sebut saja itu dilakukan oleh ‘onknum’ tapi tetap saja meski satu orang,
tetap saja menganggu. Duilaaaaah. Sedih kalau mental-mental seperti ini sudah
terpelihara juga di lingkup Gereja juga. Saya kira hanya ada di PSSI atau
perlombaan/ liga apalah diluar sana, ternyata tidak.
Suasana di Lapangan Puspenmas |
Kritik
dan Solusi
Ini yang mau saya kritisi. Kita hapus saja berbagai
jenis ‘PERTANDINGAN’ itu di acara Pekan OMK berikutnya. Kalau mau bikin
pertandingan boleh-boleh saja, tapi dibuat event olahraga tersendiri deh (misalnya
Uskup Cup) yang disitu setiap OMK Paroki benar-benar berjuang untuk kemenangan
timnya secara sportif. Tapi tidak di acara temu OMK seperti ini. Biar kegiatan
Temu OMK diisi dengan ibadah, penta seni, games outbond, seminar, focus group discussion, nonton dan bedah
film, dll. Untuk seminar pun kalau bisa dipilih topik yang berkaitan hangat
yang dekat dengan anak muda dan pembicaranya pun tokoh-tokoh muda.
Soal pertandingan tadi, bagaimana kalo kali
berikutnya kita ganti saja dengan berbagai games outbond? Saya malah
membayangkan jika kegiatan Pekan OMK KAK 2012 di Soe ini bukan untuk
tanding-tandingan tim paroki mana yang kuat, mana yang anak bawang. Tetapi
dibikin saja formasi kelompok-kelompok yang isinya adalah campuran OMK dari
berbagai paroki (hasil randomisasi), kemudian dibikinlah acara jelajah alam ke
hutan-hutan di taman wisata Bu’at. Di setiap pos, kelompok-kelompok tadi akan
diuji kekompakannya dengan games khas outbod yang beragam itu, entah untuk
melatih kepercayaan kepada team leader, melatih kerjasama, mengetes seberapa
kenal dan akrab antar anggota kelompok, dan melatih komunikasi. Meski antar anggota kelompok berasal dari
paroki berbeda apa mereka bisa kompak, bisa menyesuaikan diri dan berkomunikasi
dengan baik? Dan semua yang mencapai finish adalah yang juara, semua pun
mendapat reward yang sama. Saya rasa kegiatan itu lebih mengena. Panitia pun
bisa menyiapkan tali untuk flying fox,
halang rintang, dsb. (teringat mata kuliah Psikologi Pelatihan yang saya
pelajari di bangku kuliah dulu).
Semoga
ide saya ini didengar oleh Ketua Komisi dari Keuskupan Agung Kupang yang
mengurus event ini supaya kali berikut, kita ganti saja kegiatan yang lebih
kreatif dan yang bisa mengundang ekspresi emosi yang positif, bukan emosi
negatif!
Padahal harusnya ketika kembali dari kegiatan ini,
mental individu per individu bisa lebih kokoh, emosinya positif, kenal banyak
teman seiman, merasa bersaudara, dan bukan lagi membicarakan OMK paroki mana
yang paling baik. Sebab sejatinya kegiatan ini untuk menyelamatkan iman, harap
dan kasih orang per orang yang hadir, kan? Bukan lagi menciptakan sekat oh kamu
paroki A saya paroki B, parokimu kalah dari parokiku, parokimu bermain jelek
ketimbang paroki dia. Seperti Ujian Nasional, demi lulus, demi nama baik
sekolah, nyontek dan soal bocor bukan masalah.
Gak ada lagi seperti itu kan?!
Saya rasa hal yang sama berlaku buat ‘pertandingan’
mazmur dan paduan suara. Baik kalo yang diikut sertakan dalam pertandingan itu
adalah benar anggota aktif OMK paroki bersangkutan. Bagamana kalau ternyata
bukan. Ternyata adalah hasil comot sana sini demi prestis, demi predikat OMK
terbaik, paroki terhebat! Semoga saja tidak terjadi seperti pertandingan voly.
Disini yang bertanggungjawab terkait adanya
kecurangan adalah bukan saja ketua OMK-nya atau frater dan suster pendamping
OMK, tetapi pastor paroki juga harus bertanggungjawab! Jangan sampai pastor
paroki melihat ketidakjujuran itu dan mendiamkan saja. Apalagi sudah kejadian
di lapangan pertandingan. Itu memalukan. Bagaimana nasib Gereja dan keuskupan
agung Kupang kedepannya kalo kita semua
sudah bekerja dengan tidak tulus dan jujur? Mental seperti ini yang hendak kita
persiapkan untuk OMK kita?
Lucunya ketika terjadi kejadian ribut-ribut
memprotes tim lain yang memakai pemain voly asal paroki keuskupan tetangga,
panitia yang membuat ATURAN MAIN seolah-olah―‘kanga ranga’ kata orang Ende―kebingungan mengambil keputusan yang
disahkannya sendiri. Dan malah masih melayani argument-argumen diluar ATURAN
MAIN.( Antara patuh dengan aturan main atau dilenyapkan saja aturan mainnya
hohohoho).
Masih
Ada Harapan dan Optimis Untuk Berbenah
Saya menulis ini ketika pertandingan voly masih
berlanjut, dan pertandingan mazmur dan paduan suara belum berlangsung. Masih
ada waktu 4-5 hari kedepan. Semoga saja sudah ada kesadaran dari setiap paroki
untuk bermain jujur dan sportif. Dan semoga saja gak ada lagi sekat-sekat itu.
Harusnya ada PR untuk setiap individu yang datang sebagai peserta Pekan OMK KAK
2012: minimal berapa orangkah yang harus saya kenali dan akrabi sebagai saudara
seiman diluar paroki saya???
Sekali lagi masih ada waktu, kawan-kawan… Termasuk
juga ada waktu untuk mematahkan krtik saya ini he-he-he…
Mau dibawah kemana event Pekan OMK KAK ini?
salam
SOE,
25/6/2012
Christian
Dicky Senda,
Blogger di Komunitas Blogger NTT,
bergiat di kelompok menulis MudaersNTT dan komunitas sastra Dusun
Flobamora. Aktif sebagai citizen journalist sejak tahun 2006. Kini menetap di
Kupang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...