Wew..akhirnya selesai juga membaca Indira Fedel! Di malam
ketika seluruh dunia sedang merayakan Valentine. Jika kemarin saya melahap
habis Cerita Cinta Enrico-nya Ayu Utami, yang saya rasakan kalimatnya menyentuh
bikin saya berpikir dan membaca ulang. Nikmat. Membaca IF sama nikmatnya,
sampai saya kekenyangan oleh tawa yang gada habis-habisnya. IF menyentuh di
akhir, tepatnya mengejutkan. Menyentuh vs mengejutkan, makanya saya perlu
mengangkat banyak jempol buat kae Tuteh sang penulis. saya punya empat jempol,
Cuma dua di kaki gak sopan kalo dikasih, makanya pengen minjem jempol Sandra,
dan teman-teman kantor buat saya kasih ke kak tuteh (nah, lho!)
tunggu dulu. ini sih namanya review atau resensi (juga mngkin bukan). cuma pengen nulis saja.
percayalah membaca IF akan jauh lebih keren, ketimbang membaca tulisan ini. maka untuk membuktikan pernyataan saya, bacalah lebih lanjut tulisan ini....;) wwkwkwkwk...
Ketika menulis ini, di luar sana di seberang Timur dekat
perempatan masjid raya, ada pesta valentine. Uniknya lagu-lagu Bajawa berirama
iki mea atau ja’I yang diputer. Jadi bertanya, apakah saya sedang di Bajawa?
Sebab dinginnya sama. Oh, bukan, saya masih di Soe. Kembali ke IF. Focus, Ky.
Sudah saya bilang di twitter, baca IF, saya sudah langsung
ngakak bahkan di halaman 8! *saya mencuri-curi waktu untuk baca di kantor, kala
sepi pelanggan-- cieeh sepi pelanggaaan, emang mangkal dimane, bang?* Cuma keberatan dengan sikap merendah penulis, sebab merendahnya
bukan di jalan Irian Jaya tapi diatas Gunung Meja. Ckckkckc. Merendah di awal,
kalau-kalau ceritanya bakal gak jelas, gak nyambung bla…bla…supaya dimahfumkan, maafkanlah.
Nyatanya gak kok. Ceritanya berkembang apik. Sejak awal kenal kae, saya tahu
betul selera humornya kae Tuteh. Sayang yah gada cctv disekitar saya yang bisa
merekam aktivitas membaca IF sambil ngakak dengan berbagai pose! Dan versi!
Sebelum saya selesai membaca, IF sempat dipinjam kakak saya,
Hengky. Sumpah, ketawanya lebih keras lagi. Katanya, hebat nih buku. Bisa
mendeskripsikan Ende sedemikian menarik, membuatnya yang belum pernah ke Ende
jadi kepengen ke Ende. Misinya berhasil, kan kae T?
Kedua, ‘kayaknya nih orang suka baca. Kelihatan dari caranya
mengolah dialog antar karakter, mengalir bagai kali Wolowona…’ (hahaha kali
Wolowonanya saya yang nambahin, kan kakak saya belum pernah ke Ende, lol). Ceritanya
sangat hidup, lanjutnya.
Ketiga, (hihihi komen kakak banyak lho, tp biar saya kasih 3
aja yah, kae?) “Nih orangnya yang keriting, ko?’
Saya; iya foto profil di halaman belakang itu?
Kakak saya: “pantaaas, kayaknya orangnya easy going, hebooh,
gaul gitu yah?’ Analisa kakak saya lho. Belum pernah kenalan lho. Itulah
hebatnya kae Tuteh.
Oke, sekarang giliran saya berkomentar. ..
Atau mungkin tepatnya bertanya (meski sudah saya siapkan
juga jawabannya sih)
- Kenapa Indi alias Indira Fedel gila membaca tapi kok dongo?
Jawabannya, yah karena dia ‘gila’
membaca, bukan gemar membaca!
#Eh, bukan. Jawabannya karena Indi kebanyakan nonton Spongebob siiih
#Eh, bukan. Jawabannya karena Indi kebanyakan nonton Spongebob siiih
*pengen mewanti-wanti ponaan
supaya berhenti nonton Spongebob, ntar kayak tante Indi lagi*
- Saya menduga, penulis IF eks penggali sumur!
Kok?
Iyah, sebab ada beberapa adegan
tokoh-tokohnya pengen loncat ke dalam sumur. *artinya IF gak cocok untuk anak
di bawah 17 tahun. Lol* atau karena pengen meloncat ke dalam sumur itu ‘obsesi’
terpendam penulisnya? Hihihihi becandaaaa ;)
- Dugaan saya pula, bahwa penulis IF ini eks muridnya alm. Dr. Azhari.
Kok? Sebab banyak pula ‘adegan’
bom meledak di dalam sana. Hahahahhaha…
- Saatnya analisa cover IF:
Di gambar itu, sebenarnya Indira Fedel atau
Ayu Ting Ting sih? Kek lagi mo nyari alamat (tapi ternyata itu alamat palsu! Ditipu lelaki mulu ckckck). Bisa
jadi.
Atau, alternative jawabannya: “Di
sana tuh rumahnya Abi …”(meski harusnya ada juga gambar taxi, Gradia
*ehmm…ehm..batuk* dan Inggi)
Atau, “12 km lagi untuk mencapai
Gunung Wongge, *buat bertapa*
- Indi itu gak sopaaaan! Ketawain Kepkes yang salah ngomong Valentine jadi Valenstin. Eits, tenang aja. setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya. Ada karma untuk Indi! Akibatnya, karmanya: Pertama, Indi tetep aja dongo, kedua, pas adegan Indi nangis, kecewa berats eh ingusnya masuk ke mulut. Asin, katanya. Yah iyalah, asin Ndiii. Kalau ingusmu manis, pasti kamu….ah sudahlah.
Karma berikutnya, di halaman 190,
laler masuk ke mulutnya. *Kamuu sih, sukanya nongkrong di dekat comberaan*
Tapi apapun itu, Indi, kamu tetap
menarik. Dongo karena kecerdasanmu keseringan terungkap dalam hati doang, gak
muncul sampe ketelinga sekelilingmu, makanya kamu dianggap sepele…
Seandainya mereka bisa baca gumam
hatimu, mereka akan bilang, ‘yah kita salah…”
‘"yah pembaca yang benar..’
(sebab ada ruang disana, ketika
kecerdasanmu memancar dalam gumam, - yang tercetak miring. Maka mulailah untuk
tidak keseringan bergumam dalam hati doang, Ndi). Suer, gumammu sering ngasal,
super kacau, bikin perut terplintir, tapi itulah sesungguhnya wujud
kecerdasanmu!
Pengen deh membaca kelanjutan
hidup Indi pasca melahirkan, bla…bla…
- Mau Tanya nih, Ndi. Perutmu isinya usus atau kebun bunga sih? Kok banyak kali kupu-kupunya? Ckckckck *saya nih yang mulai dongo, bertanya begini…ckckck*
- Terima kasih kae Tuteh Pharmantara. Bukunya keren. Menambah khasanah perbukuan di NTT. Menambah warna baru juga bagi tulisan genre (saya menyebutnya metro pop, bukan teenlit.) semacam ini. Masih jarang lho di NTT…
NTT harus bangga punya orang muda
sekreatif kae T.
Btw, kok ada Gradiaa disitu??
Ehm…ehm…*mendadak pengen batuk aja* yah sudah kita lupakan saja…*garuk-garuk batang leher*
Hahahhaha
- Buat yang penasaran, silahkan beli bukunya. Proyek indie lho, terbitan IBC Jogja (serumah sama Cerah Hati, teteeep promo)
Harganya Rp. 65.000 harga yang
gak kemahalan untuk mendukung perkembangan penulis muda produktif asal NTT.
Betul kata bang Iwok, lewat novel
ini tokoh Indie mau menunjukan kalo jomblo berat di usia kepala 3 itu bukanlah
akhir dari segalanya.
Terus mencari sampai mendapatkan.
Tapi apa perlu harus seceplas-ceplos dan seganjen Indi?
Kebanyakan cowok emang suka cewek
humoris. Cumin Indi agak lebayy hahahah…
Selamat membaca. Mo pesan
bukunya, sila kontak kTuteh: tuteh.pharmantara@gmail.com
5 jam sebelumnya, di sebuah toko pakian milik keluarga asal Padang, persis di samping kantor:
Saya: *naruh novel IF di etalase, sambil matanya melotot kiri kanan liatin topi-topi di rak atas*
Penjaga, sebut saja namanya Andos: *ngambil IF di etalase* buku apa nih, kak?
Saya: "novel...yang nulis teman saya, lho...*memuji*"
Andos: 'keren novelnya?"
Saya: "lucu..."
Andos: *penasaran, buka-buka isinya..sampailah ke hal. 216* orang 'Timur' penulisnya?'
Saya: 'eh, iya, orang Flores..dari Ende. tau Ende?'
Andos: 'gak..tapi yang nulis nih cewe?'*nunjukin foto profil si penulis*
Saya: 'iyah, mang kenapa?'
Andos: 'mirip bule, yah?'
Saya: '1@6%*&#@(%#' *mules*, Dos, toiletnya mana?
Andos: 'sana, kak, tapi sonde ada air' *dengan logat Padangnya*
wkwkwkwkwk.....becanda kaks....
5 jam sebelumnya, di sebuah toko pakian milik keluarga asal Padang, persis di samping kantor:
Saya: *naruh novel IF di etalase, sambil matanya melotot kiri kanan liatin topi-topi di rak atas*
Penjaga, sebut saja namanya Andos: *ngambil IF di etalase* buku apa nih, kak?
Saya: "novel...yang nulis teman saya, lho...*memuji*"
Andos: 'keren novelnya?"
Saya: "lucu..."
Andos: *penasaran, buka-buka isinya..sampailah ke hal. 216* orang 'Timur' penulisnya?'
Saya: 'eh, iya, orang Flores..dari Ende. tau Ende?'
Andos: 'gak..tapi yang nulis nih cewe?'*nunjukin foto profil si penulis*
Saya: 'iyah, mang kenapa?'
Andos: 'mirip bule, yah?'
Saya: '1@6%*&#@(%#' *mules*, Dos, toiletnya mana?
Andos: 'sana, kak, tapi sonde ada air' *dengan logat Padangnya*
wkwkwkwkwk.....becanda kaks....
*ketika selesai menulis ini, sayup-sayup, diseberang sana,
lagu-lagu beriama Bonet mengalun. Ternyata saya masih di Soe. Bukan di Bajawa*
Hahaha baca reviewnya Dicky bikin saya ngakak tengah malam. Uhuiii... Dicky, ada apa dengan 'G'? Wkwkwkwkw. Fakta di IF itu ada Syuradikara, Wongge, trus hm hm Amazy, Violet Cafe... rata2 emang nyang nyata yang ada di Ende sih :p sekalian promosi wisata sih *halaaah* dan emang Indi tetap dongo, meski 'gila' baca :D hahaha baca satu buku aja nggak habis2 tuh si Indi :p keseringan molor *ini ngomong sapa coba?* :D
BalasHapusTerima kasih atas reviewnya... saya kopas untuk status FB yak? :D
Jangan lupa *kecup basah* hahahahaha kabuuurrrr