Sabtu, 21 Januari 2012

Sebab Jalan Ke Fatubian Jauh (prosa pendek)


 #Lomba10HariNgeblog

: RIP. Yusuf Kamlasi

Pagi itu dia pergi
Mengunjungi tetangga
Sejam kemudian ia pergi lagi
Tanpa pamit ke istri. Sebab jalan ke fatubian jauh
Dan yang pergi ke sana tak akan kembali
Ia berkemas dengan napasnya yang sesak
Tak lupa berdoa meski mata tak seluruhnya terpejam
Pikirnya, mata yang terpejam  
Hanya akan diberikan bagi keenam anaknya jika semuanya sudah berkumpul
Jika semuanya sudah lelah menangis, sebab jalan ke fatubian jauh

Seminggu yang lalu dia pergi
Ke utara, ke  barat lalu ke timur
Mencari penghiburan, harapnya
Entah apa yang ia dapat, sebab setiap perjalanan terakhirnya
 Mengurangi satu nyawa
Dan penghiburan terakhir yang ia dapatkan, memuluskan jalan ke fatubian

Malam terakhir sebelum akhirnya berangkat ke fatubian
Ia bermimpi, lelaki berperawakan indo, dengan mata kehijauan, melempar senyum padanya.
Ia berlesung pipi dan ganteng rupanya.
Mana tanganmu? Kata sang rupawan bermata hijau
Ia ketakutan lantas menyembunyikan kedua tangannya dibalik tulang ekornya
Kenapa kau takut? Penghiburanmu yang sudah kau dapatkan menghilangkan satu nyawa
Dan sang nyawa memuluskan jalan ke fatubian
Fatubian? Tanyanya keheranan
Tutup saja matamu, kau hampir dekat ke sana
Ia lantas menangis

***
Di fatubian, ruh segala yang pernah hidup berkumpul
Siapa gerangan pemilik keping keping nyawa yang beterbangan satu satu
sejak pagi ke sini? Mereka bertanya-tanya dalam keriuhan tak kasat mata
‘milik Yusuf…dia hampir sampai…’ teriak seseorang dari bali kerumunan

***
Jam 9 pagi, ia meminta istrinya untuk menemani tidur
Tapi ditolak,
Dan ia pergi tidur sendirian
Tak lama dadanya sesak. Memburu detik jam dinding kamar pengabnya
Memburu itu membunuh
Sekalian mencuri atau mengambil satu demi satu keping nyawa
Dan dalam kesesakannya yang dahsyat ia menangis
Merelakan kepingan terakhir pergi
Ketika sang istri datang, sembab di matanya masih ada
Ingin ia mencium napas terakhirnya, namun semuanya sudah kaku

Ketika melayang, ia berpikir,
Dalam sadar, di bawah mimpi atau berjalan ke fatubian
Adalah dirinya dengan banyak cerita


-Lelokasen, Januari 2012-
Fatubian: balik batu, dalam bahasa Dawan-Timor. Kiasan untuk menggambarkan kemana perginya orang-orang setelah meninggal dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...