![]() |
klik disini : 'Aku dan Gelas' sebuah Puisi |
(menjawab puisi Umbu Nababan 'Surat Untuk Bidadari' klik DISINI)
Suatu tempat, suatu waktu
Ada tulisan yang melayang ke langit tempat asap-asap ritus
Berlabuh menjadi tatanan besar bernama megalitikum
Di bawah terik, di Sumba…
Kala orang-orang pria bertelanjang dada mengarak batu-batu kali
Dengan gigi merah dan semangat menyala
Dengan pekik menggema dan sorai untuk keabadian yang mati
Adalah Lewa, bocah yang lahir dari purnama
(yang kawin dengan kuda jantan di lembah lalu jadi Lewa)
Yang matanya berbinar , tangkas
Berlari jauh menembus batas cakrawala yang merona
Dalam bingkai polaroid lantas Lewa jadi berani
Memotret dada-dada busung wanita di kali
Hingga amarah kampung tak kuasa dihindar
Lewa dihukum, Lewa belum pantas menikmati eros yang bergemuruh di dada
Ketika puting susu berhasil merasuk bawah sadar Lewa akan
nikmatnya gemuruh yang aneh (Sampai kaos Batmanmu ikut bergetar)
Lewa, kau rindu ibu, maka kau kira semua wanita yg kau temui adalah ibumu
Mungkin Madona kau kira ibumu, (bukan wanita berkebaya di buku bahasa Indonesia
Milik gurumu)
Benar saja jika ia jatuh dijurang bersama foto Madona
Dan kini kau kehilangan ayah karena kuda liar
(dan kuda lain yang akan mempercepat jalan ayahmu ke nirmawa)
Beruntung kau masih punya Berlian Merah
Yang sama kau cintai seperti getaranmu pada Madona
Atau pada ibumu yang pergi secepat senja
Dan meninggalkan memento yang simpang siur tentang sebuah
Rindu anak pada ibunya
Lewa, dari hamparan sabana bermil-mil jauhnya dari Jawa
Kau bukan saja mengirimkan ketidakpastian pada bidadari
Dan ketidakpastian lanjutan tanpa nama, tanpa arti sebagai balasan
Kau hanya mampu menulis simbol-simbol di langit…yang kubaca:
hei, kami menolak penyeragaman! Kami cinta kemajemukan…
dan surat itu dibaca hingga ke langit Los Angeles
(mungkin bidadari yang membawanya kesana)
Lau kau tulis lagi surat terakhimu untuk bidadari
‘aku rindu ibu..’
Entah kapan dibalasnya
Setiamu abadi, Lewa
*interpretasi ulang atas memento lama terkait pengalaman nonton film Surat Untuk Bidadari-nya Garin Nugroho di masa silam*
Kapan Agustus 2011
untuk MudaersNTT/ komunitas #daunlontar, ayo semangat, novel estafet kita harus jadi November 2011!
sumber foto: www.ellenajournal.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...