Sabtu, 13 Agustus 2011

Surat Terakhir Lewa Untuk Bidadari

klik disini : 'Aku dan Gelas' sebuah Puisi

 (menjawab puisi Umbu Nababan 'Surat Untuk Bidadari' klik DISINI)

Suatu tempat, suatu waktu
Ada tulisan yang melayang ke langit tempat asap-asap ritus
Berlabuh menjadi tatanan besar bernama megalitikum
Di bawah terik, di Sumba…
Kala orang-orang pria bertelanjang dada mengarak batu-batu kali


Dengan gigi merah dan semangat menyala


Dengan pekik menggema dan sorai untuk keabadian yang mati





Adalah Lewa, bocah yang lahir dari purnama


(yang kawin dengan kuda jantan di lembah lalu jadi Lewa)


Yang matanya berbinar , tangkas


Berlari jauh menembus batas cakrawala yang merona


Dalam bingkai polaroid lantas Lewa jadi berani


Memotret dada-dada busung wanita di kali


Hingga amarah kampung tak kuasa dihindar


Lewa dihukum, Lewa belum pantas menikmati eros yang bergemuruh di dada


Ketika puting susu berhasil merasuk bawah sadar Lewa akan


 nikmatnya gemuruh yang aneh (Sampai kaos Batmanmu ikut bergetar)





Lewa, kau rindu ibu, maka kau kira semua wanita yg kau temui adalah ibumu


Mungkin Madona kau kira ibumu, (bukan wanita berkebaya di buku bahasa Indonesia


Milik gurumu)


Benar saja jika ia jatuh dijurang bersama foto Madona


Dan kini kau kehilangan ayah karena kuda liar


(dan kuda lain yang akan mempercepat jalan ayahmu ke nirmawa)


Beruntung kau masih punya Berlian Merah


Yang sama kau cintai seperti getaranmu pada Madona


Atau pada ibumu yang pergi secepat senja


Dan meninggalkan memento yang simpang siur tentang sebuah


Rindu anak pada ibunya





Lewa, dari hamparan sabana bermil-mil jauhnya dari Jawa


Kau bukan saja mengirimkan ketidakpastian pada bidadari


Dan ketidakpastian lanjutan tanpa nama, tanpa arti sebagai balasan


Kau hanya mampu menulis simbol-simbol di langit…yang kubaca:


hei, kami menolak penyeragaman! Kami cinta kemajemukan…


dan surat itu dibaca hingga ke langit Los Angeles


(mungkin bidadari yang membawanya kesana)





Lau kau tulis lagi surat terakhimu untuk bidadari


‘aku rindu ibu..’


Entah kapan dibalasnya


Setiamu abadi, Lewa



*interpretasi ulang atas memento lama terkait pengalaman nonton film Surat Untuk Bidadari-nya Garin Nugroho di masa silam*

Kapan Agustus 2011

untuk MudaersNTT/ komunitas #daunlontar, ayo semangat, novel estafet kita harus jadi November 2011!
sumber foto: www.ellenajournal.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...