Senin, 11 Juli 2011

Susahnya Menyingkirkan Meriam Bellina dari Jalur Trans Timor!


Bepergian jauh mungkin bagi sebagian orang akan lengkap jika ditemani musik dari speaker di dalam kendaraan yang kita tumpangi entah itu kendaraan umum atau pribadi. Kalau saya sih setuju dan suka tapi tergantung musiknya dulu. Musik mungkin bisa jadi elemen pendukung perjalanan ditambah suguhan oleh pemandangan indah di kiri dan kanan jalan. Atau musik malah sebagai obat stres lantaran durasi perjalanan yang kelewat lama dan membosankan. Tapi bisa juga musik di kendaraan yang kita tumpangi bisa jadi bumerang karena genrenya sangat tidak kita sukai.

Sejak kecil saya suka bepergian. Sebagai anak bungsu, ayah saya yang kami sapa sebagai ‘bapatua’ kerap mengajak saya kemanapun beliau pergi. Sering menumpang kapal ferry dari Kupang ke Larantuka lantas melajutkan perjalanan ke Maumere, Paga hingga Ende dengan bus. Atau ngebus dari kota kelahiran saya di Kapan menuju Kupang, kerap juga mengunjungi tempat tugas kakak saya di pedalaman Amanatun, TTS atau juga keseringan melakukan perjalanan Kapan-SoE-Kefa-Atambua juga dengan bus. Satu hal yang mau saya bilang disini adalah bahwa musik, kendaraan umum di NTT dan masyarakatnya sendiri sungguh tak bisa dipisahkan.
Makanya dalam sebuah liputan TV Nasional di kota Kupang, menyebutkan bahwa angkot di Kupang ibarat ‘diskotik berjalan’ full musik, dengan lagu-lagu yang beragam dari paling jadul aka evergreen hingga yang terbaru, dengan interior angkot (terutama di bawah kursi) yang penuh dengan deretan speaker menjadi daya tarik tersendiri bagi TV yang meliput tsb. Di sisi lain, fenomena stiker berupa tulisan-tulisan yang beragam juga memenuhi bodi kendaraan. Ah, itu sih keunikan lainnya. Kita kembali lagi soal musik.
Dari pengalaman bepergian dengan kedaraan umum (baik angkot, bus maupun ferry) sejak kecil hingga detik ini, ada beberapa hal unik yang akhirnya mendorong saya untuk menuliskan cerita ini. Semuanya berawal dari keseringan menumpang kendaraan umum dan mendengar banyak jenis musik disana. Dan masing-masing rute bus seolah memiliki kekhasannya sendiri-sendiri.  

“Kalau sudah begini, bolehlah Afghan
atau Syahrini menggebrak musik
 Nasional, tapi di NTT, Meriam Bellina tetaplah
ada di hati supir-supir bus!”


Misalnya, saat beberapa kali menumpang bus pulang pergi Larantuka-Maumere atau Maumere-Ende, maka lagu yang paling sering saya dengar adalah lagu-lagu daerah Flores plus lagu-lagu pop Ambon. Soal lagu-lagu Ambon, ini yang menarik. Berbeda dengan bus rute Kapan-Kupang yang lebih sering memutar lagu-lagu berirama Country dan lagu-lagu Ja’i. Yah, lagu-lagu Ja’I (dan kini Iki Mea) bukan lagi monopoli saudara-saudara di Flores sana, di pelosok Mollo Utara pun lagu-lagu tersebut seolah menduduki tangga lagu nomor atas di bus atau di pesta-pesta, selain irama Country tentunya! Lainnya lagi, ketika menumpang bus rute SoE-Atambua via Kefamenanu, seringnya saya malah mendengar lagu-lagunya Meriam Bellina. Itu sudah pasti he he he. Okelah, setiap musim pastilah ada lagu-lagu baru, pop melayu semacam ST12, Kangen Band, hingga D’Bagindaz yang saya dengar, tapi sulit untuk menyingkirkan Meriam Bellina! Sumpah deh! Saya pun sampai hapal dengan lagu-lagunya yang kebanyakan diciptakan almarhum Pance F Pondaag. Apapun itu, sulit juga untuk menyingkirkan lagu pop Ambon, lagu Country atau lagu daerah Flores dari tape deck bus di NTT!
 Kalau sudah begini, bolehlah Afghan atau Syahrini menggebrak musik Nasional, tapi di NTT, Meriam Bellina tetaplah ada di hati supir-supir bus! Walau pop Melayu merajai industri musik tanah air, tapi pop Ambon terlalu sulit dihapus dari darah dan dagingnya orang Flobamora. Apalagi irama country bagi orang-orang di Daratan Timor! Sama dicintanya seperti pop Ngada-Flores yang selalu memaksa kaki untuk menari rancak!

Inilah sebagian kecil cerita unik dari bumi Flobamora, Flores-Sumba-Timor-Alor! Dan ribuan pulau-pulau kecil bernama dan tak bernama di area NTT.

Salam Meriam Bellina!



Kupang, 11 Juli 2011
Untuk Forum Mudaers NTT Menulis, Forum Blogger NTT dan komunitas #daunlontar www.mudaers-ntt-menulis.blogspot.com

BACA JUGA (klik dibawah ini)



1 komentar:

  1. Ah ternyata.. beberapa perjalanan dengan bis Kupang-SoE-Kefamenanu-Atambua saya tidak perhatikan ini..... informasi menarik, pasti nanti kalo naik bisa lagi mau gak mau akan saya perhatikan... :D

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...