Gelas, seakan melayang
Dan Aku yang
Sesekali menyeruput kopi pahit
Dan gelisah aku bergelayut
Gelas tak bersuara, cuma diam
Tak sekacau meriam
Larut dalam dingin lembut
Aku hanyut
Gelas lengket gula-gula
Dan retak ia pula
Aku dan gelas
Inginkan pecah dan hati memelas
Untuk sore yang terkejar angin selatan
Untuk sebuah ucapan selamat datang
(entah sia-sia, entah keniscayaan)
Kupang, Juli 2011
(Dari Puisi 'Aku dan Gelas')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...