Jumat, 03 Juni 2011

amtasa

amtasa
ke Tunua aku membawa surga
dengan sebentuk udara dingin yang berlapis kabut
untuk menggigilkan ampupu dan kasuari dan batangmu
surga itu jua adalah tanah yang terberkati

amtasa
mereka para kase muti negeri kincir mengenalmu
lebih tajam dari sebatas kebun arabica atau bawang putih
(karunia lain dari surga yang menyebul dari bibir Mutis)

kau pernah jaya, lalu keos karena ketjap

kau hanya sedikit mengajarkan bahwa amtasa bukan pohon terlarang pencipta
amtasa buka untuk babi

amtasa adalah anak Mutis

dan anak Mutis tak boleh untuk babi
anak Mutis hanya untuk putra Mollo

tapi sayangnya putra Mollo masih ketiduran…



Jogja, 3 Juni 2011

Amtasa, apel satu-satunya dan pertama di NTT, ditanam oleh pegawai pertanian Belanda pada dekade 1950an. Pernah booming di NTT tahun 70-80an. Namun akhirnya mati karena virus ketjap. Kini apel ini masih bisa ditemukan di Tunua, Tobu hingga Eban (daerah-daerah di sekitar gunung Mutis, Mollo. 1500 mdpl).


Cerah Hati. Antologi puisi pertama dari Mollo Utara karya Christian Dicky Senda. Penerbit Indie Book Corner Jogjakarta. ISBN: 978-602-9149-07-4. Soft Cover 92 halaman. Info dan Pemesanan: SMS 085 228 315 722 (dicky senda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...