
Seperti pagi-pagi biasanya rutinitas menaiki bus kota membelah Jogjakarta seperti meninggalkan sekelumit kalimat bernada ‘aaaaarrrggghhh’. Saya benci sekali jika bus kota yang sudah kumuh ini harus dibikin super kumuh oleh sekelompok abege berseragam SMP yang sibuuuk banget dengan rokok di tangan mereka. Sudah pasti asap rokok ada dimana-mana. Oh God, ini terjadi setiap hari bahkan ketika belum tepat jam 7 pagi. Apakah ini sejenis sarapan baru abege Indonesia? Wew. Bisa dibayangka ketika tubuh remaja yang sedang bertumbuh lantas langsung layu dan menghitam karena asap rokok yang tersedot ke rongga paru-paru?
Tapi dasarnya saya yg suka mengamati perilaku abege berseragam ini. Duh, rata-rata itu yang baru tamat SD setahun lalu, artinya masih kelas 1 SMP, masih belia antara 13-14 tahun. Mau diapakan mereka 10 atau 20 tahun lagi? Generasi penyakitan. Sungguh pajak dari rokok yang diterima negara hari ini tak akan mampu menolong belanja kesehatan suatu generasi 20 tahun yang akan datang! Setidaknya itu yang sudah dipikirkan seorang menteri kesehatannya kabinet pak SBY. Apakah tabungan negara atau APBN nantinya hanya akan tersedot untuk membiayai warna negaranya yang sekarat karena rokok? Tentu tidak, krn masih banyak hal lain yang perlu diperhatikan pemerintah selain masyarakatnya yang sakit-sakitan karena rokok? Bahkan sakit disaat berusia produktif!
Saya lantas berpikir tentang revolusi iklan rokok hari ini. Iklan rokok gak mutlak menggambarkan ‘seorang pria dewasa yang macho’. Iklan rokok hari ini pun ada sosok perempuan-perempuan muda enerjik. Iklan rokok pun bisa berasosiasi dengan ‘si pria sang penolong nenek yang ingin nyebrang jalan’, dengan beberapa gadis cantik yang hadirnya menyegarkan bak sebuah kipas angin berjalan, banyak hal bisa digambarkan dalam sebuah iklan rokok. Artinya rokok gak mutlak milik pria dewasa. Rokok kini milik remaja, para ABG, milik wanita karir, milik gadis-gadis belia. Di negeri ini gak ada aturan pasti jam berapa iklan rokok harus tayang. Iklan rokok bisa hadir di sebuah parade band yang penontonnya hampir 100% anak ABG belasan tahun. Iklan rokok pun bisa hadir dalam sebuah konser besar seorang diva musik pop. Iklan rokok pun bisa bergambar beberapa komedian yang jadi jin berpakaian Jawa. Ahhh…
Itulah wajah perokok hari ini….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...