Pada akhir Januari 2013 saya bersama Sandra Olivia Frans dan Romo Patris Allegro berkunjung ke Ende untuk ikut merayakan ulang tahun komunitas blogger NTT. Menjelang kepulangan kami ke Kupang, ada kabar bahwa gunung Rokatenda di pulau Palue, Kab. Sikka baru saja meletus dini harinya dan kami merasakan abu vulkanik itu sampai ke Ende.
Beberapa waktu kemudian, gelombang pengungsian dari Pulau Palue mulai merapat ke pulau Flores (baik di kota Maumere maupun di kecamatan Maurole, Kab.Ende.). Adalah anak-anak muda Ende yang tergabung dalam komunitas blogger NTT yang pertama kali terjun langsung ke lokasi pengungsian dan mengantar bantuan dari gerakan 1 mug beras-dikumpulkan door to door- dari teman dan rekan di kota Ende. Selanjutnya, gerakan itu membesar dan meluas. Dari media sosial, kemudian gerakan 'save rokatenda' sampai juga ke seantero Indonesia, ke Jawa hingga Maluku. Di kota lain di NTT malah baru bergerak belakangan setelah Ambon Bagarak terlebih dulu menyatakan solidaritasnya untuk Rokatenda. Waktu itu saya berpikir, apa sih yang bisa saya dan teman-teman lakukan untuk Rokatenda? Gayung bersambut ketika pulang libur paskah di rumah, niat yang sama juga ada di pikiran Sandra, sahabat baik saya. Maka spontanlah ide berkumpul di rumah Sandra itu terjadi, sehari setelah Jumat Agung 2013, berkumpul saya, Sandra, Nike, Josua, Joce Lodo, Sherly Leo, Iren (yang kala itu pendiaaam, tapi kini... hahaha), Angel Nale dan sepasang kekasih Melda Tunliu dan pacarnya tentu saja (maaf kakak saya lupa nama anda :)). Tekad kami adalah bikin aksi solidaritas-galang dana di tempat keramaian. Sandra kemudian mengambil laptopnya dan meminta saya untuk menulis sebuah pengantar singkat tentang Forum yang sedang kami rancang ini, apa, siapa, rencana yang seperti apa yang hendak dilakukan. Singkat cerita lahirlah Forum SoE Peduli. Saya kemudian meminta Sandra beberapa lembar kertas lalu saya tulis "Dari Soe Untuk Rokatenda". Pertemuan singkat nan bermakna. (baca kisah berdiri FSP selengkapnya di sini)

Pada momen ini saya menaruh respek terbesar saya pada kalian, kawan-kawan penggerak Forum SoE Peduli. Kalian KEREN!
Pada akhirnya saya mau bilang, kita sonde boleh puas dengan satu langkah ini, kalo menurut buku antologi cerita yang pernah beta buat deng kawan-kawan alumni Syuradikara, kitong masih punya 5900 langkah.. ada puluhan bahkan ratusan tahun ke depan yang harus diisi dengan perjuangan anak-anak muda TTS, khususnya SoE sebagai pionir dan contoh buat kawan-kawan lainnya. Ada mimpi di kepala kita, ada ide yang bisa kita ucapkan, tapi apakah ada kebesaran hati dan ketulusan untuk bergerak bersama? ADA! Setahun ini, ia yang menghidupkan langkah kita...jangan hapus, jangan pudarkan ia. Masih ada 5900 langkah lagi, kawan...
salam hangat
Christian Dicky Senda, blogger, pegiat sastra dan konselor pendidikan. Lahir di Kapan, Mollo Utara, TTS. Bergiat di Komunitas Blogger NTT, Forum SoE Peduli dan Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Menulis buku puisi Cerah Hati (2011) dan buku kumpulan cerpen Kanuku Leon (2013). Pengagas #KanukuLeon sebuah upaya distribusi free buku-buku sastra penulis NTT untuk perpus sekolah dan rumah baca di NTT. Kini sedang riset dan menyiapkan naskah untuk proyek buku berikutnya, Zuid Midden Timor. Twitter @dickysenda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...