Semalam akhirnya berkesempatan juga bikin kue special buat
Mamatua yang ulang tahun hari ini. Kuenya sih standar, tart susu (dicampur
dengan sedikit kentang), tapi yang tidak standar adalah kalo kue itu dibuat
oleh saya sendiri, untuk pertama kali dan….berhasil. paling tidak itulah
komentar orang-orang rumah yang datang ke saya. Kuenya enak. Dan tadi siang di
kantor pun saya masih berusaha untuk menelpon mamatua di rumah, menanyakan
apakah kue tart kiriman saya sudah sampai dan gimana komentaranya, rasanya.
Beliau suka. Beliau senang.
Saya pun ikut senang, karena mungki itu kado paling special
yang bisa saya berikan untuk mamatua di ultahnya yang ke-65 tahun. Tentunya
dengan doa, semoga mama masih diberi panjang umur, kesehatan juga kesempatan
untuk berbagi ilmunya, kepada anak-anak, terutama ke saya, tentang ilmu
memasak. Hehehe, mama saya itu jago lho soal masak-masak, bikin kue. Darinya
saya banyak belajar, kalo jadi manusia itu harus mandiri, gak boleh tergantung
sama orang lain terus nanti keenakan. Belajar untuk melakukan apapun sendiri.
Saya pelajari itu dan perlahan buktikan ke mama.
Dari mama, sejak kelas 6 SD
saya diajarin cara cuci baju yang benar. Cuci pakaian sendiri. Belajar ngepel,
berkebun (balek tanah, tofa kebun, tanam bunga, dsb), belajar masak sejak SD,
dan efeknya bagus lho. Sonde sia-sia. Itu sangat membantu ketika kelak saat SMA
saya masuk asrama atau saat kuliah merantau ke Jawa. Paling gak sudah ada modal
untuk bisa mandiri, bertahan hidup dengan modal ketrampilan yang paling dasar
dan sederhana tadi. Di kos, karena sejak kecil sudah dilatih masak sama mama,
jadi mudah saja. Di kos, gak keluar duit untuk laundry karena yaah masih punya
waktu luang untuk nyuci sendiri. It’s oke. Seru-seru aja. Karena kebolehan
memasak saya ini, sempat dipuji habis-habisan sama pacar dulu (sekarang sih
sudah mantan ckckck).
Ternyata saya bisa dapat kesimpulan kalau perempuan jaman
sekarang ini jauh lebih moderat, suka kalau cowok atau pacarnya itu bisa masak.
Duileeeeh bangganya saya hehhe *benerin kerak baju* mungkin itu dampak dari
kesetaraan gender, ketika perempuan sudah eksis dan mendapat tempat yang baik
di ruang publik, dan disaat yang sama, ada kerinduan dari pihak perempuan dan
terutama yang terpenting adalah kerinduan juga dari pihak laki-laki untuk juga
mau perduli dengan urusan domestic. Lebih penting lagi kalau disana ada
komunikasi yang seimbang/setara, kerjasama juga dengan setara. Tentu hidup ini
akan lebih baik. Thanks Ma, nyatanya ajaran hidupmu ke saya, ada untungnya juga
saat ini.
Kembali ke soal bikin kue tadi. Soal masak memasak.
Dulu saat di jogja, banyak teman-teman kos yang kaget ketika
saya sendirian bunuh anjing di kos, membakar kulitnya dengan minyak tanah,
bersihin sendiri, meramu bumbu sendiri dan walaaaa….jadilah RW nikmat. Setelah
itu, saya selalu menjadi chef andalah jika teman-teman kepengen makan enak tapi
dimasak sendiri.
Sampai saat ini, kalo pulang berlibur ke rumah, mama saya
pasti akan senang karena beliau tak lagi repot-repot turun ke dapur untuk
masak. Sudah ada asistennya, saya, yang ia tahu persis bisa melakukan apa saja
yang sesuai dengan seleranya. Pas dengan lidahnya. (mama saya itu termasuk paling cerewet kalo soal makanan,
karena sudah master, yah tentunya yang paling tahu, oh masakan ini kurang apa,
kelebihan apa, oh kue ini kenapa kok jelek, kok enak, bla…bla…yah sudah manut
wae sama sang guru hehehe).
Sumpah, senang lho, bisa melakukan hal paling kecil yang
bisa bikin senyum mamatua dan bapatua terbuka lebaaar. Rasanya benar, surga itu
di telapak kakinya.
Sonde sia-sia kalo selama ini saya yang selalu dekat dengan
mamatua, selalu nemenim mamatua bikin kue sampe larut malam. Saya sendiri sudah
‘fasih’ menguleni adonan roti (tau sendiri kan kalo bikin roti itu, proses
diremas, dibanting diremas lg itu lho yang sama dan menguras tenaga) toh juga
bisa saya lakukan.
Akhirnya, terima kasih buat mama. Sudah ngajarin banyak hal
selama ini. Satu lagi yang belum, masih tertunda, mau ngajarin saya mantra atau
doa-doa yang harus diucapkan saat meramu obat/jamu, itu warisan nenek saya,
yang sebelum meninggal dunia tidak sempat semuanya ditransfer ke mama saya.
Hehehe. Nenek saya itu dukun terkenal di Kapan lho yah…:) saya tunggu mantranya
ma, ,….
Selamat ulang tahun mama….
Ama...terbekatilah perempuan yang nanti akan menjadi isterimu. Jago masak.Nanti kirim saya kue paskah e..hahaha #mupeng#
BalasHapusSalam selamat ulang tahun buat beliau. Tuhan memberkati.
Tulisan2 yang inspiratif.... mau daftar jadi pacar bisa ko snd??? hehehe (Justpudding).... Lam kenal e.....Gbu
BalasHapus