#Lomba10HariNgeblog
: RIP. Yusuf Kamlasi
Pagi itu dia pergi
Mengunjungi tetangga
Sejam kemudian ia pergi lagi
Tanpa pamit ke istri. Sebab jalan ke
fatubian jauh
Dan yang pergi ke sana tak akan kembali
Ia berkemas dengan napasnya yang sesak
Tak lupa berdoa meski mata tak seluruhnya
terpejam
Pikirnya, mata yang terpejam
Hanya akan diberikan bagi keenam anaknya
jika semuanya sudah berkumpul
Jika semuanya sudah lelah menangis, sebab
jalan ke fatubian jauh
Seminggu yang lalu dia pergi
Ke utara, ke barat lalu ke timur
Mencari penghiburan, harapnya
Entah apa yang ia dapat, sebab setiap
perjalanan terakhirnya
Mengurangi satu nyawa
Dan penghiburan terakhir yang ia dapatkan,
memuluskan jalan ke fatubian
Malam terakhir sebelum akhirnya berangkat
ke fatubian
Ia bermimpi, lelaki berperawakan indo,
dengan mata kehijauan, melempar senyum padanya.
Ia berlesung pipi dan ganteng rupanya.
Mana tanganmu? Kata sang rupawan bermata
hijau
Ia ketakutan lantas menyembunyikan kedua
tangannya dibalik tulang ekornya
Kenapa kau takut? Penghiburanmu yang sudah
kau dapatkan menghilangkan satu nyawa
Dan sang nyawa memuluskan jalan ke fatubian
Fatubian? Tanyanya keheranan
Tutup saja matamu, kau hampir dekat ke sana
Ia lantas menangis
***
Di fatubian, ruh segala yang pernah hidup
berkumpul
Siapa gerangan pemilik keping keping nyawa
yang beterbangan satu satu
sejak pagi ke sini? Mereka bertanya-tanya
dalam keriuhan tak kasat mata
‘milik Yusuf…dia hampir sampai…’ teriak
seseorang dari bali kerumunan
***
Jam 9 pagi, ia meminta istrinya untuk
menemani tidur
Tapi ditolak,
Dan ia pergi tidur sendirian
Tak lama dadanya sesak. Memburu detik jam
dinding kamar pengabnya
Memburu itu membunuh
Sekalian mencuri atau mengambil satu demi
satu keping nyawa
Dan dalam kesesakannya yang dahsyat ia
menangis
Merelakan kepingan terakhir pergi
Ketika sang istri datang, sembab di matanya
masih ada
Ingin ia mencium napas terakhirnya, namun
semuanya sudah kaku
Ketika melayang, ia berpikir,
Dalam sadar, di bawah mimpi atau berjalan
ke fatubian
Adalah dirinya dengan banyak cerita
-Lelokasen,
Januari 2012-
Fatubian: balik batu, dalam bahasa Dawan-Timor. Kiasan untuk menggambarkan
kemana perginya orang-orang setelah meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...