suatu sore di pembaringan terakhirnya
aku menemukan berkas guratan masa lalu itu
meski Ia sempat hilang untuk berpuluhpuluh kali gugurnya sakura
tapi tentang batu yang terselip dibalik telapak tangan kakunya
harus kuakui dengan detik dan titik air yang pecah dalam hati
luruh dari balik jendela mataku untuk kembali sejenak pada masa lalu:
di pinggir sungai Sagami ini akulah yang paling berbahagia.
awalnya Ia datang sebagai ayah, malaikat tanpa sayap
menebar senyap hingga balik punggung ibu.
Ibu, sejenis malaikat lain
yang memiliki senyum titisan dewadewa langit
“berikan batu ini pada dewa, ayah” pintaku. aku kecil. dulu.
lalu mereka lenyap dari masa itu. berpuluhpuluh tahun.
lama sekali.
dan secara tibatiba kutemukan sore dengan harum kematian
dalam sebuah pembaringan
yang tenang.
Aku masih memegang batu itu dan berharap bayangannya yang dulu
muncul lagi dalam ruang sadarku.
Detik dan titik air lagi memecah kesunyian
dua pasang mata sakura kini beradu pandang
“ambil ini”
Ia menarik tanganku beserta batu masa lalu itu dan
menempelkan ke diding perutnya.
(yang kubayangkan samar menelusup ke dinding rahimnya)
“untuk anakmu agar kelak ia punya hati malaikat tanpa sayap
senyum dari dewadewa langit”
Perempuanku ini, mungkin juga adalah titisan dewa.
* Masahiro Motoki adalah seorang aktor Jepang, salah satu film terbaiknya Departures/Okuribito
Koleksinya Mantap..hahaha
BalasHapushehehe makasih kawan...itu cuma iseng sa bongkar2 rak buku...
BalasHapus