suatu malam, di Asrama Putra Syuradikara, Ende, aku menulis ini....
Malam Hitam di Ayur
02.47 WITA
Kebeningan malam kau dimana?
Terperangkapkah kau oleh riuh bayu oktober? Kesadaranku
Menari liar. Liar jatuh. Berlari
Bangun dan tersungkur lagi di deretan terdepan besi-besi tua. Sakit.
Ke langit, pekat menhadangku
Ke hatinya, mimpi kian jauh memisahkan. Nyata tetaplah kebisuan
Wooooooii, kemana jiwa kalian berlari?
Kenapa diam?
Bantu aku. Aku lelah kawan. Karena sepi sendiri meraba malam
Kalian tetaplah diam beradu selimut, merajut hangat bagi jiwa layu.
Sepi tak mau beranjak. Lamat-lamat sebongkah caya bertengger di lengkungan
Atap. Kucoba raba. Dalam. Berwarna. Dia. Spiritus intellectus, roh penalaran.
Hei, masuklah ke alamku. Tapi kuharus tidur. Kalianlah pendahulu teman.
(kupakai sisa tenaga untuk menopang bunga lelap kalian, sa
habat. Bertahanlah dalam sunyi
Agar ruh itu merasukimu. Aku biar yang terakhir.)
Asyur, Oktober 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...