Rabu, 06 April 2011

Eksistensi Norman, Kenapa Dibungkam?

Tiba-tiba saja seorang polisi berpangkat Briptu dari Gorontalo melesat bak meteor saking terkenalnya yang awal mulanya dari dunia maya berlanjut ke dunia nyata. Tak terpikirkan juga bagi sang polisi muda itu ketika mempostingnya ke situs Youtube.com bahwa kemudian akan menarik jutaan perhatian masyarakat Indonesia. Yah, dialah Briptu Norman Kamaru, yang merekam aksi lipsincnya untuk lagu Chaiyya Chaiyya yang dinyanyikan aktor India Shah Rukh Khan. Uniknya bukan saja datang dari cara Norman meniru gaya menyanyi Khan, melainkan ekspresi melucu yang dipunyai Norman. Apalagi bahwa hal tersebut direkam ketika ia sedang bertugas dengan seragam polisi lengkap, dengan setting seperti di ruang pos jaga. Sejumlah headline news di dunia maya kemudian menuliskan antara lain: Polisi Gorontalo Menggila.

Fenomena lipsinc memang bukan baru kali ini. Tahun lalu ada Shinta dan Jojo. Dari Filipina ada yang lebih terkenal lagi yakni duo Momoy Palaboy dan siapa yang menyangka jika kesuksesan artis muda Justin Bieber juga berawal dari postingan-postingan video dirinya bernyanyi beneran (bukan lipsinc) ke situs youtube.com. Hal itulah yang mungkin menginspirasi orang-orang untuk membuat video terkait diri mereka dan mempostingnya berharap kelak menjadi terkenal. Toh, eksistensi diri rasanya benar-benar menjadi hal puncak dalam piramida hidup seorang anak manusia, menurut mbah Abraham Maslow.
Tentang Norman, kini banyak sekali pujian yang datang padanya. Termasuk dari saya. Yah, saya pun ikut menikmati sekali aksi Norman. Sangat menghibur. Dari berbagai situs di internet, orang-orang membicarakan Norman, mengidolakan Norman, memberi dukungan ke Norman dan sepakat mengakui bahwa mereka terhibur. Namun ada pula suara-suara sumbang yang menyertainya. Bagi saya ini juga karena kebetulan belaka bahwa Norman adalah seorang polisi, mengingat citra polisi hari ini di mata masyarakat juga masih terlampau miring. Tapi bisa juga bahwa video Norman kali ini justru membawa suatu citra positif tersendiri bagi insitusi Kepolisian. Masyarakat melihat sisi lain polisi dengan kacamata yang lebih humanis, bahwa berita kali ini sungguh jauh lebih menghibur lagi bermartabat ketimbang banyak berita miring terkait para oknum polisi selama ini. Meski sebenarnya dibaca terbalik oleh beberapa petinggu dari tubuh Polri itu sendiri. Norman tetap mendapat sanksi dan peringatan. Orang lantas membanding-bandingkan, kepana SBY boleh nyanyi dan bikin album saat menjadi presiden, kok polisi ini yang cuma bernyanyi beberapa menit dengan maksud menghibur teman sesama polisi yang sedang sedih, malah mendapat sanksi dan SP? Atau bagaimana orang kemudian membandingkan jauh lebih bernilai mana antara berlipsinc ria ala Norman atau tersangkut kasus mafia hukum? Rasanya polisi-polisi berhati mulia inilah yang patut ditonjolkan ke muka umum, ketimbang berita-berita miring soal oknum polisi yang seolah gak ada habisnya.

Dalam beberapa tayangan TV, Norman mengakui latar belakang aksinya tersebut bahwa saat bertugas ada temannya yang bersedih. Ia lantas berinisiatif bergaya ala Shah Rukh Khan yang kebetulan sangat fasih ia peragakan. Efeknya, sang teman menjadi terhibur. Sangat mulia ketika kita berhasil menghubur orang lain yang sedih bukan? Dan saya rasa Norman sudah mengambil sikapnya dengan tepat. Emang gak boleh yah kalau ketika saya sedang bekerja, saya yang bosan atau saya yang melihat teman kerja saya sedih, kemudian berinisiatifbarang semenit dua menit berdendang untuk menghibur diri atau orang lain? Memangnya kita ini robot yang dipaksa bekerja di pos jaga? Coba deh bayangkan rasanya bekerja di pos jaga yang monoton dan membosankan dan hanya ditemani TV yang nyala 24 jam! Apa bedanya bekerja sambil berlipsinc 2 menit dengan bekerja sambil merokok 2 menit? (meski gak mungkin jg merokok cuma 2 menit he he he). Secara psikologis mental Norman jauh lebih sehat, ketika punya kemampuan untuk menciptakan sebuah problem solving. Dan semua alasan tadi didukung pula oleh pernyataan teman-teman sesama polisi bahwa itulah karakternya Norman, suka menghibur, suka membuat hal-hal yang mampu memancing tawa orang lain.

Saya rasa itu yang kurang dipahami para petinggi Polri. Saya heran reaksi dari bapak-bapak  dari Mabes Polri Jakarta yang ahhh lebaayyyy….berlebihan!

Maju terus Norman!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...