Jumat, 29 Juli 2011

Mira Lesmana, Pariwisata NTT dan Media Jejaring Sosial


Akhir Juli 2011 ini tiba-tiba saja lewat akun twitter, dua film-maker kenamaan Indonesia Mira Lesmana dan Riri Riza mengumumkan sebuah proyek film dokumenter yang akan mereka kerjakan selama sepekan di wilayah Atambua dan juga Maumere, NTT. 
di tugu perbatasan RI-Timles




Selama perjalanan hingga melakukan proses syuting mereka berdua (juga kru Miles Film untuk sebuah film dokumenter kerjasama dengan Unicef) banyak sekali memberikan informasi lewat status juga foto-foto yang mereka upload ke twitter. Sontak saja hal tersebut menarik perhatian dan komentar dari berbagai follower-nya Mira atau Riri. Itulah kekuatan media sosial hari ini.

Ketika media tersebut digunakan untuk cara yang tepat, maka bisa jadi ini adalah proses promosi yang paling potensial dan tepat sasaran dalam mengenalkan kebudayaan, kekayaan alam, dan sejumlah potensi lain yang dimiliki NTT.

prose pengambilan gambar
Misalnya ketika mbak Mira mengirimkan foto perjalanannya menuju gunung Lakaan, atau sunset di Atapupu atau berfoto di garis batas Indonesia-Timor Leste, hanya dalam sehari saja, kiriman foto tersebut sudah tercatat dilihat pengguna twitter (viewer) diatas angka 15 ribu kali. Belum lagi ditambah komentar semacam, ‘Oh di NTT yah, wah indah banget. Pengen kesana. Bla, bla, bla. Bahkan seorang Mira kemudian menjadi piawai memainkan kata-kata dalam bahasa Tetum, yang kurang lebih seperti ini, ‘menikmati malam di #Timor dengan makan jagung bose’. Jagung bose? Kedengarannya lezat! begitu komentar orang-orang. Secepat itu media Twitter mengabarkan dan secepat itu juga orang-orang dari lapisan bumi yang lain mengetahuinya.

Mbak Mira Lesmana di Motaain
Mira, dalam beberapa kesempatan juga men-tweet sepuluh faka unik seputar keberadaan kayu Cendana yang memasyurkan Timor sejak abad 15 itu. Mira menyebutkan penggalan-pengalan tweetnya itu bersumber dari sang sopir yang menghantarnya selama syuting di Atambua. Atau ketika kru Mirles yang lain memposting gambar suasana pasar di Kewapante-Maumere, yang banyak menjual ‘bulu babi’ (duri-duri landak laut). Unik.

Hal ini seperti sepele, mungkin hanya bagi orang-orang yang belum paham dengan kekuatan positif dari media jejaring sosial. Dan herannya, Pemda yang harusnya mengurusi kepariwisataan seperti ini kok malah belum ‘ngeh’ yah dengan ini. Twitter saja mungkin mereka belum tau. Terlambat untuk hal yang satu ini. Untunglah ada sukarelawan-sukarelawan yang memang cinta, rela bikin akun di media sosial entah twtter, facebook atau blog, hanya untuk mempromosikan daerahnya. Pemda yang harusnya punya dana khusus berpromosi keknya masih kebingungan mo kerja apa.
Riri Riza di Lokasi Pengungsian warga eks Timtim

Saran saya, manfaatkan PNS-PNS di kantor juga jaringan internetnya, bikin profil potensi daerahnya di blog, bikin akun FB dan twitter, bikin event undang artis dan TV yang biasanya menyiarkan acara wisata. Mari kita manfaatkan posisi Indonesia sebagai pengguna jejaring sosial yang cukup besar di dunia (3 besar dunia, bahkan) untuk mempromosikan potensi itu.

Beta bilang begini karena beta su lakukan di www.naked-timor.blogspot.com, di @dickysenda, dll…sekarang giliran kreativitas bapak-ibu dong di dinas pariwisata, om, kakak, dong yang PNS di dinas terkait untuk mempromosikan daerah katong.

Mari su kaka…sumber aer su dekaat…(nah lho?!) hahahahha

Batu karang Liliba, 29 Juli 2011
(seluruh foto diunduh dari twitternya mbak Mira Lesmana @Mirles dan mas Riri Riza @riririza) )

2 komentar:

  1. Apresiasi untuk tulisan ini.
    Saya pernah bertemu sepasang turis dari Austria di Nunukan. Mereka hendak ke NTT, mau mengunjungi flores. Waktu saya bertanya mengapa mengunjungi flores, mereka menjawab bahwa pantai2 di flores menjadi bahan diskusi para pencinta pantai dan diving di negaranya.

    Sil

    BalasHapus
  2. wah terima kasih Sil...
    sudah pernah ke NTT jg? portugis pertama kali datang ke flores dan bilang Copa da Flores, krn dibibir tanjung dengan pasir putih banyak jg bebungaan. flores. selain pantai, situs2 megalitiknya jg banyak...

    BalasHapus

Beta tunggu lu pung komentar di sini, danke...